Carut Marut Petani Milenial Jabar, Anggota Curhat Terlilit Hutang

Offtaker dinilai lepas tanggung jawab petani kebingungan

Bandung, IDN Times - Program Petani Milenial milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) tidak seindah unggahan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar di Instagram. Para anggota kini banyak yang terlilit utang bank.

Peristiwa ini dialami langsung oleh seorang anggota Petani Milenial, Rizky Anggara (21 tahun). Sebagai angkatan pertama dalam program ini, dia mengatakan, banyak anggota yang kini dikejar utang bank.

Memutuskan masuk menjadi anggota Petani Milenial ini bukan tanpa alasan, dia tergiur atas iming-iming keberhasilan program ini. Dari 9 ribu milenial yang mendaftar dia masuk dalam 20 orang yang lolos dan jadi Petani Milenial. Dia juga ditunjuk menjadi ketua angkatan dan menggarap budidaya tanaman hias.

1. Offtaker dinilai kabur dan tidak membayar hasil panen

Carut Marut Petani Milenial Jabar, Anggota Curhat Terlilit HutangIlustrasi petani milenial. (Dok. Kementan)

Rizky Anggara mengatakan, program budidaya tanaman hias pun dimulai sejak bulan Juli 2021. Para petani kemudian membudidayakan tanaman jenis Scindapsus Lucens, Amydrium Silver, dan Homalomena Frog.

Adapun dalam program ini terdapat offtaker CV. Minaqu Indonesia. Perusahaan ini kemudian menyediakan indukan tanaman dan PT. Agro Jabar yang berperan sebagai penjamin peminjaman uang ke bank untuk pengadaan indukan tanaman. Pendanaan program Petani Milenial sendiri bukan dari APBD, melainkan melalui KUR ke bank.

"Misalnya, kan kita dikasih 300 tanaman indukan (oleh CV. Minaqu Indonesia), nah kita perbanyak dari 300 jadi 900 itu itungan perorang. Nah yang 900 itu nanti dibawa menjadi hasil panen gitu perorang," ujar Rizky saat dihubungi awak media, Rabu (1/2/2023).

Setahun berlalu, Petani Milenial sudah empat kali memanen tanaman hias dengan nilai penjualan mencapai angka sekitar Rp1,3 miliar. Sayangnya, hasil panen yang harusnya diterima oleh para petani itu tak kunjung dibayar oleh CV. Minaqu Indonesia.

Selain itu, para peserta dikabarkan banyak yang dikejar utang oleh bank. Setiap peserta juga ditagih utang senilai Rp50,2 juta. Kondisi ini terjadi lantaran offtaker tak membayar hasil panen, sehingga kemudian menganggap Pemprov Jabar lepas tangan.

"Pemprov seakan gak mau tau sama persoalan ini bahkan Pemprov bikin gelombang yang baru sampai gelombang sepuluh, padahal kan yang gelombang yang satu aja belum beres. Alhasil, nama kami tercoreng dari perbankan," kata dia.

2. Petani kecewa dengan Pemprov Jabar

Carut Marut Petani Milenial Jabar, Anggota Curhat Terlilit HutangGubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Rizky mengungkapkan, ada salah seorang peserta yang sampai didatangi ke rumahnya oleh pihak bank untuk mengonfirmasi pembayaran utang. Adapun para peserta dan PT. Agro Jabar melalui pengacaranya sedang berupaya agar CV. Minaqu Indonesia segera membayar uang hasil panen para petani.

"Kalau sumber masalah jelas dari Minaqu, cuma respons dari Pemprov ini yang benar-benar lambat dan bahkan kami kayak berjuang sendiri. Kami susah, karena pribadi menghadapi korporat," kata dia.

3. Pemprov Jabar sebut offtaker tidak bisa menjual karena ekspor terdampak

Carut Marut Petani Milenial Jabar, Anggota Curhat Terlilit HutangIlustrasi tanaman hias (IDN Times/Shemi)

Dihubungi terpisah, Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jabar, Yuke Mauliani Septina turut menanggapi curhatan para petani. Dia berdalih ada kendala dalam proses ekspor tanaman hias hasil panen Petani Milenial ke negara Eropa oleh CV. Minaqu Indonesia. Kendala itu terjadi akibat perang yang berkecamuk antara Ukraina dan Rusia.

Hasil dari ganguan ekspor ini, pembayaran kepada para petani belum bisa dilakukan oleh CV. Minaqu Indonesia. Pemprov Jabar juga tidak tinggal diam untuk mengatasi persoalan para petani. Misalnya, membantu petani menjual tanaman hiasnya melalui kegiatan pameran hingga ada aturan khusus untuk ASN Jabar.

"Kami dari Pemprov Jabar sudah buat edaran untuk ASN untuk membeli tanaman hias yang diproduksi oleh Petani Milenial. Kami buatkan pameran dan siapkan galerinya, nah itu kami buat," kata dia

4. Bank tidak pernah menagih langsung ke rumah petani milenial

Carut Marut Petani Milenial Jabar, Anggota Curhat Terlilit HutangDirektur Utama bank bjb, Yuddy Renaldi, dalam acara Analyst Meeting Triwulan 3 2021 dan Public Expose bank bjb 2021. (Dok. bank bjb)

Adapun soal tagihan utang petani dari Bank Jabar Banten (BJB), Yuke mengatakan bahwa ia sudah mengonfirmasi langsung ke manajemen BJB. Hasilnya, bank mengklaim tidak pernah menagih dan mendatangi langsung para Petani Milenial ke rumahnya.

"Saya sudah komunikasi dengan Bank Jabar dan ketemu sama Direktur UMKM-nya yang memang menangani langsung masalah kredit usaha rakyatnya, jadi pernyataan dari pihak Bank Jabar pun mereka tidak pernah melakukan atau mendatangi Petani Milenial secara individu," ujar dia.

Baca Juga: Produk Petani Millenial Jabar Mulai Dipasarkan ke Gerai Modern

Baca Juga: Petani Milenial Subang Pelopori Budidaya Buah Naga Kuning di Indonesia

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya