Petani Milenial Subang Pelopori Budidaya Buah Naga Kuning di Indonesia

Keuntungan petani buah naga kuning mencapai Rp40 juta rupiah

Subang, IDN Times - Selain buah nanas, di Kabupaten Subang juga terdapat perkebunan buah naga kuning atau golden. Buah asal Negara Israel dan Australia itu mulai dibudidayakan seorang petani milenial bernama Dedi Sumardi (28) sejak Pandemik COVID-19, dua tahun lalu.

Petani lulusan Fakultas Pertanian Universitas Subang itu mengakui proses pembudidayaan buah naga kuning relatif mudah. Dengan modal awal sekitar Rp15 jutaan, Dedi mengaku bisa meraup keuntungan dalam sebulan mencapai Rp40 jutaan.

Dedi mengelola sendiri perkebunannya di lahan milik keluarga seluas 2500 meter yang berada di Desa Sindangsari, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang.

“Saya mendapatkan bibit (buah naga kuning) dari Thailand empat tahun lalu,” katanya menceritakan awal mula mengembangkan bisnisnya.

1. Subang diklaim pelopor pembudidaya buah naga kuning

Petani Milenial Subang Pelopori Budidaya Buah Naga Kuning di Indonesiailustrasi buah naga (unsplash.com/Samuel Holt)

Sejak awal, Dedi memang sudah berniat membudidayakan buah tersebut. Sehingga, ia pun tidak ragu untuk langsung terbang ke Thailand demi mendapatkan bibit buah tersebut. Pada saat itu, ia memastikan belum ada orang lain yang membudidayakan sebelumnya di Indonesia.

"Kebetulan saya yang pertama memiliki benih-bibit dari buah naga kuning ini. Petani lain membeli langsung ke saya benih-bibitnya," tutur Dedi mengklaim sebagai orang pertama yang membudidayakan buah naga kuning di Indonesia saat ini.

2. Tips membudidayakan buah naga kuning yang baik

Petani Milenial Subang Pelopori Budidaya Buah Naga Kuning di IndonesiaDengan memanfaatkan listrik sebagai rekayasa sinar matahari di malam hari, petani buah naga di Lhokseumawe, Aceh, berhasil meningkatkan hasil panen hingga 2,5 kali lipat menjadi 500 kilogram (kg). (Dok. PLN)

Menurutnya, pembudidayaan hingga perawatan tanaman buah naga kuning relatif mudah. Dedi mengaku hanya menyirami dan memberikan pupuk secara rutin ke tanaman-tanamannya. Selain itu, tanaman tersebut juga dinilai cukup tahan dari serangan hama dan penyakit.

Namun, Dedi membeberkan kiat yang harus menjadi perhatian khusus, yakni melakukan penyerbukan secara manual. “Jadi, karena memang batangnya lebih hijau, otomatis klorofil itu lebih tinggi dan tentunya sehat jadi tidak gampang terkena penyakit. Hanya saja, kalau berbunga harus secara manual," katanya.

3. Harga jual buah naga kuning jauh lebih mahal

Petani Milenial Subang Pelopori Budidaya Buah Naga Kuning di IndonesiaIlustrasi buah naga (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)

Permintaan pasar terhadap buah naga golden diakui sangat tinggi. Menurutnya, sudah banyak pihak yang sengaja mencari buah tersebut karena bentuknya yang lebih besar dan memiliki rasa yang dinilai lebih manis dibandingkan buah naga jenis lain.

Tak heran, harga buah naga kuning itu pun terbilang lebih mahal. Dedi membandingkan, harga jual ke supermarket di Jakarta mencapai Rp100.000-Rp120.000 per kilogram. Sedangkan, harga buah naga merah dari petani biasanya hanya Rp15.000 per kilogram.

Belakangan ini, Dedi mengaku mulai kewalahan karena hasil panen di tempatnya tidak bisa memenuhi seluruh permintaan pasar. “Biasanya, dalam satu minggu pesanan mencapai 200 kilogram sementara saya untuk bisa panen 200 kilogram itu setiap dua minggu," ujarnya. 

Baca Juga: Suporter Sepak Bola di Subang dan Purwakarta Doakan Korban Kanjuruhan

Baca Juga: Miliki Satu Organ Hati, Bayi Kembar Siam di Subang Butuh Biaya Operasi

Baca Juga: Peringati Kemerdeakaan, Petani Subang Upacara Bendera di Tengah Sawah

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya