Begini Risiko Mendirikan Bangunan Baru di KBU Versi Peneliti Sesar ITB

Harus banyak belajar dari gempa Palu

Bandung, IDN Times - Rencana proyek pembangunan wahana water boom di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) oleh PT DAM Utama Sakti menuai pro dan kontra dikalahkan masyarakat setempat.

Sejumlah pihak menilai pembangunan wahana wisata air tersebut akan membahayakan karena berada tepat di garis Sesar Lembang. Namun, seperti apa dampak pembangunan jika tetap dilakukan di daerah sesar Lembang yang dikenal sebagai kawasan bencana di wilayah Bandung Raya ini?

Baca Juga: Tak Cuma Sesar Lembang, Ini 4 Sesar Aktif yang Berada di Jawa Barat

Baca Juga: 3 Sesar Aktif di Jawa Barat Selain Sesar Lembang yang Patut Diwaspadai

1. Bangunan harus sesuai Perda KBU 2018

Begini Risiko Mendirikan Bangunan Baru di KBU Versi Peneliti Sesar ITBLokasi pembangunan waterboom di sesar Lembang.. (IDN Times/Bagus F)

Peneliti Sesar Lembang dari ITB, Nurani Rahma Hanifa mengatakan, pembangunan di atas Sesar Lembang sudah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Pemprov Jabar tentang KBU 2018. Dalam perda tersebut tercatat wilayah yang boleh dibangun harus memiliki jarak aman dari dari Sesar Lembang.

"Dalam Perda dicantumkan tidak boleh bangun sesuatu yang baru 250 kilometer dari Sesar Lembang, ada juga beberapa kilometer lagi yang tidak boleh, total seluruhnya ada 500 kilometer tidak boleh dibangun," ujar Rahma saat dihubungi IDN Times, Senin (17/2).

Baca Juga: Bukan Hanya Sesar Lembang, KBB Juga Punya Potensi Gempa dari Sesar Cimandiri

2. Risiko tinggi jika bangunan berada di atas Sesar Lembang

Begini Risiko Mendirikan Bangunan Baru di KBU Versi Peneliti Sesar ITBProyek pembangunan waterboom di sesar Lembang. (IDN Times/Bagus F)

Rahma menjelaskan, pada dasarnya bangunan yang berada persis di atas sesar lembang memiliki risiko tinggi kerusakan jika terjadi gempa. Sehingga, ada baiknya pembangunan tidak dibuat di atas Sesar Lembang. Ia mengatakan, beberapa bangunan yang berdekatan dengan Sesar Lembang ada baiknya memiliki jalur penyelamatan.

"Kalau pun ada bangun di sekitar sesar, maka harus juga perhatian kode bangunan agar tahan gempa, dan memiliki jalur evakuasi, terutama untuk bangun objek wisata," katanya.

3. Harus ada jalur evakuasi dan bangunan harus sesuai kode tahan gempa

Begini Risiko Mendirikan Bangunan Baru di KBU Versi Peneliti Sesar ITBresearchgate.net

Menurutnya, pemerintah dan pengelola objek wisata serta warga setempat yang berdekatan dengan Sesar Lembang wajib memahami dan mengetahui mengenai mitigasi bencana. Selain itu, bencana sesar lembang juga bisa belajar dari gempa Palu beberapa waktu lalu.

"Gempa Palu itu banyak sekali rumah yang rusak sepanjang Sesar Palu-Koro, Gempa itu tidak hanya menimbulkan pergeseran sesar. Harus mengerti kode bangunan, desain harus kuat dan memudahkan evakuasi," tuturnya.

Baca Juga: Polisi Pastikan Dubes Swiss Bantu Telusuri Deposito Sunda Empire

4. Ada 11 sesar yang diidentifikasi aktif di Jabar

Begini Risiko Mendirikan Bangunan Baru di KBU Versi Peneliti Sesar ITBIDN Times/Humas BNPB

Selain sesar lembang, menurutnya, saat ini sudah banyak peneliti yang menyebut ada 11 sesar di Jabar diidentifikasi aktif. Kondisi pun berbeda-beda. Beberapa wilayah yang terdapat sesar ada yang padat pemukiman dan yang jauh dari sesar.

"Diidentifikasi aktif itu ada 11 segmen sesar di Jabar. Kondisi terkini Berbeda-beda. Pemerintah daerah perlu perhatikan itu," kata dia.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya