40 Pegawai Gedung Sate Positif Corona Diduga karena Masa Transisi AKB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja menduga, munculnya kasus 40 pegawai Gedung Sate yang dinyatakan positif COVID-19 diduga akibat masa transisi di tengah Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Bahkan, penerapan protokol kesehatan yang diberlakukan secara ketat di lingkungan Gedung Sate pun masih kecolongan.
"Kami mengira ini terjadi di tengah transisi AKB di mana banyak pihak yang keluar masuk ke Gedung Sate," ujar Setiawan dalam konferensi pers, Kamis (30/7/2020).
1. Pemprov Jabar merasa kecolongan adanya kasus tersebut
Ia menuturkan, selama pandemik COVID-19, Pemprov Jabar sudah melakukan pengetatan protokol kesehatan virus corona (COVID-19) dengan menempatkan tempat cuci tangan dan penyanitasi tangan pun disediakan di berbagai sudut Gedung Sate. Namun, upaya tersebut diakuinya belum optimal dalam meminimalisir penyebaran virus.
"Selama AKB sudah mencoba 50 persen saja yang bekerja dan semua protokol kesehatan dilakukan, ternyata masih juga kecolongan," kata dia.
2. Mayoritas pegawai di Gedung Sate yang terinfeksi virus corona adalah millennial
Setiawan menuturkan, dari data pegawai yang positif COVID-19, 40 persen memiliki rentang usia 31 tahun sampai 40 tahun. Kemudian 30 persen memiliki usia 20 tahun sampai 30 tahun. Sedangkan sisanya ada yang di atas 40 tahun dan ada juga 19 tahun.
Dengan kondisi ini, Setiawan menyebut bahwa penyebaran virus corona ini bisa menyerang siapa saja tidak mengenal usia. "Cara penularannya pun bermacam-macam," kata dia.
Mereka yang terpapar pun tinggal di berbagai daerah mulai dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan beberapa daerah lainnya.
3. Peningkatan kasus akan terus ada selama beberapa sektor dilonggarkan
Terpisah, Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Rino sebelumnya juga menyebut, kelonggaran beberapa sektor selama pandemik corona membuat terjadinya beberapa kasus baru dan tidak menampik kemungkinan akan menjadi klaster baru.
"Kalau setiap pelonggaran pasti ada peningkatan klaster jadi harus diantisipasi, setiap kelonggaran itu pasti akan terjadi peningkatan kasus di jakarta seperti itu di seluruh dunia seperti itu," ujar Pandu saat dihubungi IDN Times, Kamis (30/7/2020).
4. Perketat dan disiplinkan lagi protokol kesehatan secara menyeluruh
Pandu mengusulkan, dengan kondisi pegawai Gedung Sate yang positif COVID-19 tersebut, pemerintah harus melakukan survilance dengan tertib. Tracing juga harus dilakukan secara maksimal pada pasien Corona.
"Ketika ada pelonggaran kan ada peningkatan kasus. Testing harus masif daripada sebelumnya. Pelacakan kasus harus lebih agresif, kemudian implementasi protokol 3M harus ketat," katanya.
"Kan ada implementasi dari Pergub. Nah itu seperti apa peningataknya. Jangan hanya sekedar regulasi pengaplikasian harus tepat," tambahnya.
Baca Juga: 40 Pegawai Gedung Sate Positif Corona, Mayoritas Warga Kota Bandung
Baca Juga: [BREAKING] Beredar Surat Gedung Sate Lock Down kerena Ada ASN Positif COVID-19
Baca Juga: [FOTO] Suasana Gedung Sate Ditutup Setelah 40 Pegawai Positif COVID-19