Melihat Tradisi Lebaran Ketupat di Majalengka
Lebaran Ketupat juga diisi dengan saweran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Majalengka, IDN Times- Selain tanggal 1 Syawal, kaum muslim di Kabupaten Majalengka kembali merayakan Lebaran. Perayaan Lebaran kedua ini dilaksanakan setelah mereka melaksanakan puasa selama sepekan, sejak tanggal 2 Syawal lalu.
Lebaran kedua ini biasa disebut dengan sebutan Lebaran Ketupat. Seperti lebaran pada 1 Syawal, Lebaran Ketupat ini juga salah satunya diisi dengan silaturahmi.
Namun, silaturahmi pada Lebaran Ketupat ini biasanya dilakukan dengan cara berkunjung kepada tokoh agama. Dalam silaturahmi itu, biasanya diisi juga dengan doa bersama, yang dipimpin langsung oleh tokoh agama yang dikunjungi itu.
Pemandangan itu seperti dilakukan jamaah pengajian Akar Djati, saat bersilaturahmi kepada pimpinan mereka di Pondok Pesantren Almizan, Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka pada Rabu (17/4/2024).
"Ini tradisi tahunan. Perayaan bagi orang yang telah menyelesaikan puasa Syawal enam hari," kata pimpinan pengajian Akar Djati KH. Maman Imanulhaq.
1. Doa bersama dan tausiyah
Perayaan Lebaran Ketupat jamaah Akar Djati berlangsung cukup meriah. Jamaah yang didominasi kalangan ibu-ibu itu, tampak khusyuk mengikuti rangkaian acara dalam perayaan Lebaran Ketupat itu.
Lebaran Ketupat yang dipusatkan di salah satu ruangan rumah pimpinan Akar Djati itu, diisi dengan doa bersama dan tausiyah.
"Salah satu ritual di lebaran ini, berdzikir kepada Allah SWT," kata dia.
Untuk jamaah sendiri, Kang Maman, demikian dia biasa disapa berasal dari berbagai daerah. Selain dari daerah tetangga Kabupaten Majalengka, sebagian jamaah juga datang dari kota besar, seperti Jakarta.
"Beragam, selain dari daerah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan), ada juga yang dari Jakarta," jelas dia.