Pilwalkot Bandung: Cerita dan Mimpi Farhan yang Baru Terwujud
Dia sudah menyiapkan diri agar bisa bertarung di Pilkada
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Muhammad Farhan adalah salah satu bakal calon wali kota Bandung yang sudah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia akan berdampingan dengan Erwin menjadi bakal calon wakil wali kota. Keduanya sekarang tengah menunggu hasil penetapan dari KPU Kota Bandung untuk memastikan langkahnya ikut Pilkada 2024.
Di sela-sela tersebut, IDN Times berkesempatan berbincang dengan Farhan. Di sebuah kedai kopi kecil di Jalan Anggrek, Farhan pun menceritakan masa kecilnya yang kerap berpindah tempat hingga keinginannya menjadi wali kota Bandung. Berikut bincang santai IDN Times bersama Farhan:
1. Bersekolah dan bekerja di Kota Bandung
Seperti apa sosok Farhan?
Saya sebenarnya lahir di Bogor pada 1970, tapi tahun 75 saya pindah ke Bandung terus sekolah di salah satu SD di Bandung. Saya tinggal gak di satu rumah karena ayah suka pindah-pindah rumah, jadi pernah tinggal di Kopo dan bertangga dengan banyak orang lah dengan banyak seniman.
Setelah SD saya masuk ke SMP 3 Bandung. Kenapa ambil SMP itu?? Karena memang dekat sekali angkot bisa langsung jalan. Setelah itu kita pindah juga rumah ke Tegalega, kemudian pindah lagi ke pasar Ancol daerah Pasar Ancol Timur, dekat pasar di Karapitan, masuk ke SMA 3 Bandung sampai lulus di situ. Kenapa? Di sana karena hanya naik angkot satu kali.
Lulus SMA saya kuliah di Univesitas Padjadjaran Bandung dan rumah saya saat itu di daerah Cigereleng, gang kecil di antara Jalan Kembar dan Jalan Kurdi. Sambil berkuliah saya sambil kerja jadi suplier paprika di Pizza Hut yang ada di Bandung. Akhirnya saya cari di Pasar Baru dan di Pasar Andir belanja di sana dan ini saya jalani sampai 2004 dari 1989 jadi sebagai penyuplai ke seluruh Pizza Hut di kota Bandung.
Alasan kuliah sambil kerja?
Jadi awalnya bekerja Ini Ayah bilang bahwa dia tidak bisa membiayain sekolah karena sudah membiayai kakak-kakak lainnya satu kuliah di Yogyakarta, dua kuliah di Bandung, jadi harus kerja, cari duit sendiri karena saya anak bungsu.
Nah jadi saya dapat suplier itu saya jalani selama 15 tahun sampai akhirnya saya punya uang sekolah, saya bisa punya rumah, punya mobil, dari sana dan saya mainnya di pasar malam di Pasar Andir karena tunggu barang datang beres memastikan barang bagus sortir di sana. Kalau tidak cukup saya jalan ke Pasar Baru untuk mencari barang tambahan.
Setelah lulus?
Saat lulus kuliah ini saya kan masuk ke Padhyangan sama Daan dan Iszur Muchtar. Dari sana saya masuk ke dunia radio, dunia hiburan. Saat semua lulus ini tahun 1995 mereka sudah banyak yang ke Jakarta. Karena bisnis saya di Bandung ini jadi saya bolak-balik jakarta Bandung sudah dijalanin.
Mulai dari naik bus sampai kereta api naik bawah mobil sendiri dan sampai sekarang pakai wus sekarang bisnis itu sudah saya kasihkan ke orang saya lepas ordernya saya lepas ke orang lain Jadi 2004 beres tidak fokus bisnis.