Wabah PMK Usai, DKPP Jabar Genjot Produktivitas Sapi Perah Lagi
Peningkatan dilakukan dengan program Delman Sarah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat menggenjot kembali produktivitas sapi perah setelah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Adapun caranya dengan Model Pemeliharaan Sapi Perah (Delman Sarah).
Sebagai informasi, 42.186 ekor populasi sapi perah di Jawa Barat tertular PMK dan 8.472 di antaranya mati, yang berbuntut menurunnya produksi susu. Padahal, pada 2022 lalu, produksi susu ditargetkan mampu memproduksi 409.032 ton, namun hanya sanggup terealisasi 264.634 ton.
Dengan kondisi ini, DKPP Jawa Barat mencoba untuk mengoptimalisasi peran UPTD sapi perah, yakni Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak (BPTSPHPT) Cikole pada produktivitas susu dan UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Tenak Sapi Perah (BPPIBTSP) Bunikasih, guna menghasilkan sumber bibit berkualitas dari sapi impor yang didatangkan.
1. Delman Sarah mendukung pemulihan setelah PMK
Kepala Bidang (Kabid) Produksi Peternakan DKPP Jabar, Siti Rochani mengatakan, krisis sapi perah yang terjadi saat ini merupakan imbas dari PMK, dan hal itu harus disiasati secara terukur agar sapi perah impor yang didatangkan untuk mengakselerasi Delman Sarah dapat memberi dampak signifikan dalam menggenjot produktivitas susu.
"Delman Sarah ini mendukung pemulihan pasca wabah PMK, khususnya melalui penambahan populasi. Terdapat dua UPTD di DKPP yang bergerak di sapi perah, yaitu di Bunikasih untuk pembesaran dan Cikole untuk produksi susu," ujar Hani, dikutip Sabtu (30/12/2023).