TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apindo Minta Tak Mogok Kerja, Buruh: Itu Hak Kami 

Buruh mogok kerja karena keputusan Pj Gubernur Bey Machmudin

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPD KSPSI) Provinsi Jawa, Roy Jinto (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (DPD KSPSI) Provinsi Jawa, Roy Jinto menanggapi permintaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang mendorong buruh menerima hasil UMK 2024 dan tidak melangsungkan aksi mogok kerja.

Roy Jinto mengatakan, aksi mogok kerja yang dilakukan buruh merupakan hak atas penolakan keputusan Pj Gubernur Bey Machmudin yang tetap menentukan UMK 2024 menggunakan PP 51 Tahun 2023. Usulan buruh pun tidak diakomodir oleh Pemprov Jabar.

"Unjuk rasa atau mogok hak temen-temen buruh, mogok dilakukan karena keputusan Pj Gubernur tidak berpihak kepada buruh, hanya menguntungkan pengusaha," ujar Roy melalui pesan singkat, Rabu (6/12/2023).

1. Bey Machmudin tidak pro terhadap buruh

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, keputusan Bey Machmudin dalam menetapkan UMK 2024 sangat memaksakan dan turut menguntungkan perusahaan. Sehingga sangat wajar jika Apindo Jabar meminta para buruh tidak melangsungkan akai mogok kerja.

"Wajar Apindo meminta tidak mogok, karena kalau buruh tidak mogok, Januari nanti upah buruh sesuai keputusan Pj Gubernur naiknya dari 13 ribu. Wajar Apindo setuju dengan keputusan PJ Gubernur," katanya.

2. Apindo Jabar khawatir industri merugi

Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sebelumnya, Apindo Jabar meminta buruh tidak melakukan mogok massal usai penetapan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2024. Aksi tersebut dianggap bakal merugikan industri yang kemudian berdampak kembali pada pekerjanya.

Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik menuturkan, saat ini sudah banyak pabrik yang tutup baik secara permanen maupun relokasi ke provinsi lain. Salah satu persoalannya adalah nilai UMK di Jabar yang sudah tinggi.

"Marilah kita tanya ke diri sendiri, apakah masih relevan demo di tengah situasi begini (banyak pabrik tutup)?" kata Ning kepada wartawan, Rabu (6/12/2023).

Berita Terkini Lainnya