Perguruan Tinggi Swasta Lebih Berisiko Terdampak Resesi Ekonomi

Politeknik Enjinering Indorama tambah porsi magang mahasiswa

Purwakarta, IDN Times - Ribuan perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia terancam dampak resesi ekonomi. Kondisi keuangan perguruan tinggi yang tidak sehat berpotensi memengaruhi kualitas mahasiswa maupun lulusannya di dunia kerja serta dunia usaha.

Karena itu, Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Prof Ari Purbayanto Ph.d mendorong pengelola PTS untuk merger menjadi universitas. Terutama, perguruan tinggi swasta yang tergolong masih kecil.

“Perguruan tinggi swasta yang memiliki induk atau yayasan pembina, terintegrasi langsung dengan industrinya, saya pikir masalah akan dihadapi tapi tantangannya tidak seberat dengan perguruan tinggi kecil yang mungkin yayasannya milik keluarga,” tutur Ari, Rabu (16/11/2022).

1. Banyak PTS kecil hanya mengandalkan dana dari SPP

Perguruan Tinggi Swasta Lebih Berisiko Terdampak Resesi EkonomiIlustrasi menerima uang (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Dari hasil pengamatannya di berbagai daerah, Ari mengaku sering mendapati perguruan tinggi kecil yang memiliki sedikit mahasiswa. Menurutnya, keuangan perguruan tinggi tersebut hanya mengandalkan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).

“Dia (perguruan tinggi kecil) juga tidak terintegrasi dengan industri pendukung, repot,” kata Ari yang ditemui seusai menghadiri kegiatan wisuda Politeknik Enjinering Indorama di Plaza Hotel kawasan Bukit Indah City Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta.

2. Jumlah PTS jauh lebih banyak dibandingkan PTN

Perguruan Tinggi Swasta Lebih Berisiko Terdampak Resesi EkonomiIlustrasi mahasiswa (ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki)

Ari menyebutkan jumlah perguruan tinggi di Indonesia saat ini mencapai 4.548 di mana sebagian besar di antarnya merupakan PTS. Sedangkan, perguruan tinggi negeri yang tercatat saat ini hanya sekitar 250 PTN di antaranya.

“Sebagian besar perguruan tinggi swasta, dan perguruan tinggi yang kecil ini banyak. Jumlahnya bisa seribuan. Ini jumlah yang banyak. Tapi kalau dilihat dari kepemilikan pribadi, bukan yayasan yang besar, itu mungkin ratusan,” tutur Ari.

3. Sumber dana PTS bisa dibantu oleh teaching factory

Perguruan Tinggi Swasta Lebih Berisiko Terdampak Resesi EkonomiIDN Times/Abdul Halim

Bagi PTN, sebagian biaya operasional mereka dibantu oleh negara seperti gaji dosen dan sebagainya. Sedangkan, PTS tidak bisa hanya mengandalkan SPP tapi juga memerlukan sumber lainnya seperti teaching factory yang dimiliki Politeknik Enjinering Indorama di Purwakarta.

“Jadi, kita punya teaching vactory yang digunakan sebagai sarana praktek dan sarana produksi. Itu jadi income,” kata Direktur PEI, Dr Ir Afzeri M.Eng. Dengan sumber dana tersebut, ia mengklaim kampusnya tidak pernah menaikan biaya kuliah selama 10 tahun terakhir. Malah belakangan, mahasiswa diberi diskon sekitar 25 persen.

4. PEI menambah porsi mahasiswa magang di perusahaan

Perguruan Tinggi Swasta Lebih Berisiko Terdampak Resesi EkonomiIlustrasi magang (unsplash.com/Mimi Thian)

Pada kesempatan itu, Afzeri menegaskan komitmen PEI untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri, tapi juga dinilai mampu bersaing di kancah global. Bahkan, mampu membangun usaha mandiri yang menciptakan lapangan pekerjaan.

Afzeri menjelaskan caranya untuk menyiasati hal itu ialah dengan menambah porsi magang mahasiswa di perusahaan. “Kita sedang bernegosiasi agar yang magang itu bisa dibayar juga, tapi perusahaan tidak membayar mahal. Dengan mahasiswa magang ini bisa meringankan beban perusahaan dibandingkan merekrut tenaga kerja baru setiap tahun,” ujarnya.

Baca Juga: Buruh Purwakarta Unjuk Rasa Tolak PHK Akibat Resesi Ekonomi

Baca Juga: Pemkab Purwakarta Usulkan 48.000 Keluarga Miskin Dapat STB Gratis

Baca Juga: Dua Perusahaan Garmen di Purwakarta Bangkrut, Ribuan Karyawan di PHK 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya