Demam Berdarah di Karawang Lebih Banyak Serang Usia Produktif

Selama 2022 tercatat ada 1.320 kasus DBD terjadi di Karawang

Karawang, IDN Times - Sebanyak 1.320 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Kabupaten Karawang selama 2022. Sebagian besar orang yang terinfeksi penyakit tersebut termasuk kelompok masyarakat usia produktif.

"Yang paling banyak terkena DBD, umur 15-44 tahun (50 persen),” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Yayuk Sri Rahayu seperti dilansir Dinas Komunikasi Informasi Karawang, Kamis (9/2/2023).

Ia menyebutkan kelompok penderita lainnya terdiri dari usia 5-14 tahun sebanyak 27 persen, di atas 44 tahun sebanyak 13 persen dan 1-4 tahun ada 8 persen. Sedangkan korban di bawah setahun jadi yang paling sedikit, yakni 2 persen.

1. Penyakit DBD bisa menyerang semua kalangan warga

Demam Berdarah di Karawang Lebih Banyak Serang Usia ProduktifSeorang ibu mengompres kepala anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue atau DBD. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Dari jenis kelamin, masyarakat yang terinfeksi DBD di Karawang cukup berimbang antara laki-laki dan perempuan. “Kalkulasi gendernya, 55 persen laki-laki dan 45 persen perempuan," kata Yayuk merinci.

Dari data tersebut, bisa disimpulkan bahwa penyakit DBD bisa menyerang semua kalangan usia maupun gender. Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit tersebut saat musim hujan seperti sekarang.

2. Upaya pencegahan masih menggunakan PSN 3M Plus

Demam Berdarah di Karawang Lebih Banyak Serang Usia ProduktifDirektorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat

Yayuk mengatakan, upaya pencegahan tahun ini dilakukan melalui gerakan satu rumah satu jumantik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Langkah tersebut dikenal juga dengan 3M Plus yang terdiri dari menguras penampungan air, menutup penampungan air dan menyingkirkan genangan air.

"Kami upayakan melalui PSN 3M plus di sumber jentik nyamuk. Lalu kami sosialisasikan juga gerakan satu rumah satu jumantik kepada masyarakat," ujar Yayuk dalam keterangan persnya.

3. Pemberantasan sarang cegah jentik nyamuk jadi dewasa

Demam Berdarah di Karawang Lebih Banyak Serang Usia Produktifgambar jentik-jentik (pinterest.com)

Apabila masyarakat benar-benar melaksanakan PSN 3M plus di lingkungannya masing-masing, Yayuk memastikan vektor penularan virus DBD bisa dihentikan. Pasalnya, jentik nyamuk yang lahir tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Yayuk mengajak semua kalangan terlibat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. "Mari sehatkan lingkungan kita, bersihkan halaman, daur ulang barang bekas, kuras bersih penampungan air," ujarnya.

4. Risiko orang yang terjangkit penyakit DBD lebih dari sekali

Demam Berdarah di Karawang Lebih Banyak Serang Usia ProduktifIlustrasi pasien DBD (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Lebih lanjut, ia meminta kepada masyarakat mengenali dan mewaspadai jenis nyamuk pembawa virus penyakit, khususnya DBD. Serangga tersebut diakui tak hanya hidup di daerah tropis tetapi juga wilayah subtropis di luar Indonesia.

Menurutnya, orang yang terinfeksi virus yang sama untuk kedua kalinya memiliki risiko yang jauh lebih besar terserang penyakit yang serius. "Kami mengharapkan peran serta masyarakat, mudah-mudahan di tahun 2023 DBD bisa terkendali," kata Yayuk.

Baca Juga: Tujuh Tahun Lamanya, Anak Diperkosa Ayah Kandung di Karawang

Baca Juga: Kekerasan Perempuan dan Anak di Karawang Naik, DP3A Sebut Ada Kemajuan

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Petani Garam di Karawang Alih Fungsi Lahan Jadi Tambak

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya