TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Data Bisa Deteksi Bencana dan Selamatkan Nyawa Masyarakat

Pengelolaan data akan bantu pemerintah rumuskan kebijakan

ilustrasi bencana (IDN Times/Aditya Pratama)

Bandung, IDN Times – Kehadiran Satu Data Indonesia (SDI) membuat pemerintah ke depannya dapat memutuskan kebijakan yang tepat. Bagaimana tidak, SDI merupakan sistem integratif dalam hal penanganan data.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menjelaskan, data bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya bencana serta menyelamatkan nyawa masyarakat.

“Contohnya di India, pemerintah mereka membuat aplikasi untuk mendeteksi banjir dan menggunakan kecerdasan buatan, lalu diolah semua datanya dan bisa buat prediksi satu pekan sebelum banjir datang sehingga penduduk di daerah itu bisa diungsikan terlebih dahulu,” tutur Nezar, dalam acara Talkshow Integrasi SPBE Pilar Transformasi Digital Indonesia dengan tema Akselerasi Pelayanan Publik dengan Integrasi SPBE, di Jakarta, Kamis (7/12/2023).

“Prediksi ini bisa membuat banyak nyawa masyarakat diselamatkan,” katanya.

Menurutnya, dengan big data maka bisa didapat data geospasial, demografi, dan solusi integratif yang harus dilakukan hingga ke bantuan yang harus diberikan.

1. Pengelolaan dan pemanfaatan data akan melibatkan banyak kementerian dan lembaga

Data Bisa Deteksi Bencana dan Selamatkan Nyawa Masyarakat (IDN Times/istimewa)

Nezar menambahkan, pengelolaan data di Indonesia melibatkan banyak kementerian dan lembaga. Ibarat sebuah korporasi, Chief Data Officer adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang bertugas mengumpulkan data.

Sedangkan Kementerian Keuangan menjadi Chief Financial Officer, Kementerian Kominfo jadi Chief Technology Officer.

“Karena Dukcapil ada data-data penting dari daerah dan juga dikonsolidasi maka Kemendagri itu jadi Chief Regional Government Officer. Lalu terkait keamanan pemerintah bisa libatkan BSSN sebagai Chief Security Offficer serta BRIN jadi Chief Research Officer,” tutur Nezar.

Nezar menegaskan, SDI akan memiliki kualitas data yang lebih baik sehingga bisa menjadi rujukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan.

2. Indonesia bisa belajar dari pandemik COVID-19

Tenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) mengambil tes swab dari pekerja pabrik tepung, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di desa Moriya pinggiran kota Ahmedabad, India, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Co-founder dan CEO Katadata Metta Dharmasaputra menambahkan, pemanfaatan data untuk memprediksi bencana sudah dilakukan pada masa pandemi COVID-19. Ketika itu, menurutnya, sebenarnya sudah ada data ledakan penyakit pneumonia namun pemerintah tidak menangkap data itu.

“Harusnya bisa diprediksi apa yang akan terjadi. Kami di Katadata membuat indeks kerentanan COVID-19, kami petakan jumlah rumah sakit (RS), ranjang dan tenaga perawat di tiap daerah. Ternyata Jawa  Barat dan Banten adalah daerah yang paling rentan karena jumlah penduduk besar sementara jumlah RS, ranjang, serta tenaga perawat tidak terlalu banyak,” kata Metta.

Berita Terkini Lainnya