Konsisten Bikin Tren, Kunci House of We Kala Sering Curi Perhatian
House of We Kala siapkan kejutan tahun depan, lho!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Bagi sebagian usaha, pandemik COVID-19 telah menghadirkan berbagai tantangan hingga membuat tak sedikit dari mereka merugi.
Beda halnya dengan sebuah jenama bernama House of We Kala, di mana alih-alih mengalami nasib yang sama, pandemik COVID-19 justru menjadi awal dari perjalanan bisnis mereka yang mengesankan.
Meski baru berusia kurang lebih dua tahun, House of We Kala telah menjadi salah satu local brand yang dicintai market-nya. Populer dengan tas perempuan, mereka diketahui konsisten dalam mengikuti tren yang ada sehingga selalu mampu menjawab permintaan pasar.
Namun, jauh sebelum bisa mengecap kesuksesan, House of We Kala nyatanya punya perjalanan yang panjang. Bagaimana cerita dari pendirian brand ini?
1. Dimulai dua tahun lalu dengan modal Rp300 ribu
Jauh sebelum menjadi pelengkap dari kebutuhan fashion kaum hawa, pada 2019 House of We Kala sebenarnya lebih dulu memproduksi hoodie yang tentu bersifat unisex alias tidak mengkhususkan diri sebagai produk perempuan.
Owner House of We Kala, Rifki Apriansyah, menjelaskan jika bisnisnya tak mengalami perkembangan signifikan selama menjual hoodie.
“Ketika itu yang membeli produk hanya teman-teman saja, artinya mungkin mereka hanya mendukung saja bukan karena menyukai produknya,” kata Rifki, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Minggu (27/11/2022).
Singkat cerita, memasuki 2020 tepatnya ketika pemerintah mengumumkan pandemik COVID-19, Rifki mencoba peruntungan dengan merespons kebutuhan pasar. Ia memproduksi tali (strap) masker yang ketika itu tengah diperlukan oleh masyarakat.
“Modal produksinya ketika itu cuma Rp300 ribu, di mana itu pakai uang jajan. Tapi justru responsnya bagus sekali, sampai-sampai saya terus melanjutkan produksi strap masker ini karena permintaan tak pernah berhenti,” kata pria berusia 21 tahun ini.
Respons yang baik terhadap produk strap House of We Kala ketika itu membuat Rifki berani melebarkan sayap. Ia mulai berpikir untuk mencipta produk lainnya, dengan bekal ilmu berbisnis yang ia dapatkan selama berjualan strap masker.
Munculah ide membuat tas wanita, di mana sebenarnya hal itu menabrak idealisme Rifki sebagai seorang pria dalam menciptakan produk. “Tapi terkadang idealisme harus sedikit diturunkan agar bisnis bisa terus survive,” katanya.
Baca Juga: 12 Ide Padu Padan Mini Bag ala Joy Red Velvet, Bikin Makin Kece
Baca Juga: 11 Desain Tote Bag yang Bikin Penampilan Makin Stylish dan Kekinian