TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fenugreek, Kandungan Penting pada ASI Booster yang Harus Dipahami Ibu

Ibu harus bijak dalam menentukan produk ASI booster

ilustrasi bayi cukup ASI (pexels.com/Wendy Wei)

Bandung, IDN Times - Bagi sebagian besar ibu, mampu memproduksi air susu ibu (ASI) untuk dikonsumsi bayinya merupakan hal yang amat disyukuri. Pasalnya, tidak bisa dipungkiri jika ASI memiliki segudang kandungan untuk mendukung tumbuh kembang sang buah hati. Bahkan, menurut para ahli, tak ada satu pun susu formula yang menandingi khasiat ASI.

Manfaat ASI di antaranya ialah antibodi, hormones, anti-virus, anti-alergi, anti-parasite, enzim, lemak, vitamin, mineral, karbohidrat, protein, DHA/ARA, air, dan lain-lain.

Dengan fakta tersebut, tidak sedikit ibu berusaha keras untuk mampu meningkatkan produksi ASI-nya, salah satunya dengan mengonsumsi ASI booster. Di pasaran, ada banyak sekali ASI booster yang ditawarkan mulai dari berbentuk suplemen, susu, hingga kue kering.

Dari banyaknya produk ASI booster, yang mana yang terbilang efektif bagi ibu?

1. Mengapa ASI booster penting untuk meningkatkan produktivitas ASI?

ilustrasi menyusui bayi (pixabay.com/seeseehundhund)

Sejatinya, ASI diberikan kepada bayi sejak dilahirkan hingga usia 6 bulan tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Penjelasan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Masalahnya, tidak semua ibu beruntung memiliki produktivitas ASI. Jika sudah demikian, biasanya ibu akan beralih ke susu formula untuk menyeimbangkan kebutuhan si buah hati.

Meski disebut sebagai susu pengganti ASI yang diformulasikan khusus untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan, namun susu formula memiliki banyak kekurangan jika dibandingkan dengan ASI.

Berdasarkan laporan Risk of Formula Feeding yang diterbitkan oleh organisasi Instant Feeding Action Coalition (INFACT) Kanada pada 2006, ada tujuh kerugian yang didapat bayi ketika tak menerima ASI eksklusif. Di antaranya ialah lebih rentan terkena asma, alergi, hingga mengurangi perkembangan kognitif bayi.

Atas penelitian itu, banyak ibu berupaya memicu produktivitas ASI dengan ASI booster yang biasa diperoleh di pasaran.

2. Dua kategori ASI booster

Ilustrasi ASI/ IDN Times Dini Suciatiningrum

Sebenarnya, secara umum ASI booster dibagi berdasarkan dua kategori di antaranya ialah obat-obatan dan herbal. ASI booster jenis obat semestinya tidak dikonsumsi tanpa anjuran dokter. Sementara untuk ASI booster jenis herbal, bisa dikonsumsi dan mudah ditawarkan di pasaran.

Bagi banyak ahli, ASI booster yang efektif ialah yang memiliki indikasi, efikasi, keamanan, dan kontradiksi yang sesuai. Di samping itu, psikologi ibu pun memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi ASI.

3. Manfaat kandungan fenugreek pada ASI

universityofcalifornia.edu

Ada banyak produk ASI booster yang dapat diperoleh dengan mudah, hingga dapat dijangkau lewat e-commerce. Tiap produk memiliki keunggulannya masing-masing.

Menurut banyak ahli, salah satu kandungan yang terdapat di dalam ASI booster ialah ekstrak fenugreek, atau lebih dikenal sebagai kelabat di Indonesia. Kelabat memiliki zat phytoestrogen: sebuah zat yang serupa dengan hormon estrogen pada tubuh wanita.

Estrogen merupakan hormon yang berperan untuk meningkatkan produksi ASI dengan cara menaikkan produksi hormon-hormon prolaktin di otak. Karena phytoestrogen memiliki sifat yang sama dengan hormon estrogen, maka zat ini juga dapat bekerja pada reseptor hormon estrogen yang pada akhirnya mampu meningkatkan produksi ASI.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Makanan Enak dan Sehat untuk Bantu Melancarkan ASI

Baca Juga: 5 Tanda Bayi Cukup ASI, Bunda Perlu Paham, Nih!

Baca Juga: 5 Manfaat ASI untuk Imunitas Bayi, Pengaruhi Kesehatan Jangka Panjang

Berita Terkini Lainnya