Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda yang Mudah Dilihat Ketika Anak Mengalami Bullying

ilustrasi bully (pexels.com/cottobrostudio)
ilustrasi bully (pexels.com/cottobrostudio)
Intinya sih...
  • Perubahan pada emosi anak, seperti menjadi pendiam, murung, atau menunjukkan rasa takut berlebihan
  • Penurunan minat belajar dan motivasi belajar yang memudar
  • Perubahan pada pola tidur dan makan, serta mengalami luka fisik dan kerusakan pada barang pribadi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengalami bullying dapat memberikan dampak jangka panjang pada perkembangan mental dan emosional seorang anak. Situasi ini sering kali tidak langsung terlihat karena banyak anak memilih diam dan memendam rasa takutnya. Jangan abai, karena penting untuk memperhatikan perubahan sikap atau perilaku kecil yang tampak berbeda dari biasanya.

Sering kali, korban bullying menunjukkan sinyal melalui perilaku harian atau respons emosional yang tidak biasa. Beberapa bahkan mencoba menyembunyikan luka fisik atau emosinya karena merasa takut, malu, atau tak ingin membebani keluarga. Lima tanda berikut seharusnya bisa terlihat dengan jelas saat sang anak mengalami perundungan.

1. Perubahan pada emosi anak

ilustrasi anak marah (pexels.com/rdne)
ilustrasi anak marah (pexels.com/rdne)

Perubahan emosi yang drastis sering menjadi indikator awal bahwa terdapat sesuatu yang salah. Anak yang biasanya ceria bisa tiba-tiba menjadi pendiam, murung, atau menunjukkan rasa takut berlebihan ketika harus pergi ke sekolah. Situasi yang awalnya biasa saja dapat berubah menjadi pemicu kecemasan, terutama jika ia merasa lingkungan sekolah tidak lagi aman. Kondisi ini biasanya muncul menjelang waktu berangkat atau setelah pulang sekolah.

Beberapa anak menjadi lebih mudah marah atau menangis karena tekanan psikologis yang tidak tertangani. Respons emosional yang berlebihan terhadap hal-hal kecil menunjukkan bahwa ia membawa beban mental yang cukup besar. Ketika suasana hati anak berubah secara konsisten dan sulit dikendalikan, ada kemungkinan ia sedang menghadapi situasi bullying yang mempengaruhi kenyamanan emosinya.

2. Penurunan minat belajar

ilustrasi bully (pexels.com/cottobrostudio)
ilustrasi bully (pexels.com/cottobrostudio)

Anak yang mengalami bullying sering kehilangan fokus saat belajar karena pikirannya terbagi oleh rasa takut dan tekanan. Penurunan nilai sekolah atau tugas yang tidak lagi dikerjakan dengan baik bisa menjadi tanda yang jelas. Keengganan untuk mengikuti pelajaran tertentu juga dapat muncul, terutama jika pelajaran tersebut melibatkan interaksi dengan pelaku bullying. Motivasi belajar yang memudar sering kali merupakan bentuk pelarian dari situasi tidak nyaman yang dihadapi setiap hari.

Selain prestasi, minat terhadap aktivitas sekolah yang sebelumnya disukai juga bisa berkurang. Anak enggan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, lomba, atau pertemuan kelompok. Ketika hal-hal yang dahulu membuatnya antusias tidak lagi menarik, ini menunjukkan adanya gangguan emosional yang cukup serius.

3. Perubahan pada pola makannya

ilustrasi bully (pexels.com/cottobrostudio)
ilustrasi bully (pexels.com/cottobrostudio)

Tekanan akibat bullying sering berdampak pada pola tidur. Anak mungkin mengalami sulit tidur, terbangun berkali-kali di malam hari, atau bahkan mimpi buruk berulang. Gangguan tidur seperti ini muncul karena ketakutan yang terus terbawa hingga ke alam bawah sadar. Kondisi kurang tidur secara berkelanjutan juga berpengaruh pada mood, konsentrasi, dan energi anak dalam menjalani hari.

Pola makan pun bisa ikut berubah. Ada anak yang makan jauh lebih sedikit karena kehilangan nafsu makan, tetapi ada juga yang justru makan berlebihan sebagai bentuk pelarian emosional. Perubahan mendadak dalam kebiasaan makan merupakan tanda bahwa tubuhnya sedang berusaha menyesuaikan diri dengan stres yang ia alami.

4. Mengalami luka fisik dan kerusakan pada barang pribadi

ilustrasi bully(pexels.com/mikhailnilov)
ilustrasi bully(pexels.com/mikhailnilov)

Salah satu tanda paling nyata adalah munculnya luka fisik yang tidak bisa dijelaskan dengan alasan wajar. Memar, goresan, atau pakaian robek sering kali menjadi bukti bahwa anak mengalami perlakuan kasar. Namun, banyak anak berusaha menutupi luka tersebut karena takut masalahnya semakin besar. Ketika hal ini terjadi, penting untuk memperhatikan apa yang sebenarnya menyebabkan luka tersebut muncul secara berulang.

Barang pribadi yang rusak atau hilang juga bisa menjadi tanda bullying. Misalnya, buku yang disobek, tas yang kotor, atau mainan yang hilang setelah sekolah. Jika kejadian seperti ini terjadi berkali-kali, besar kemungkinan ia sedang dipaksa atau diintimidasi. Perubahan ini tidak boleh diabaikan karena mencerminkan adanya interaksi yang tidak sehat di lingkungan tempatnya beraktivitas.

5. Menarik diri dari lingkungan

ilustrasi menyendiri (pexels.com/pixabay)
ilustrasi menyendiri (pexels.com/pixabay)

Bullying sering membuat anak merasa tidak percaya diri dan takut berinteraksi dengan teman sebaya. Akibatnya, ia lebih memilih menghabiskan waktu sendirian daripada bermain. Perilaku menarik diri ini muncul karena ia ingin menghindari situasi yang membuatnya tidak nyaman atau berisiko mengalami perlakuan buruk. Situasi ini dapat terlihat jelas ketika ia menolak ajakan bermain atau selalu tampak gelisah saat berada di tempat umum.

Anak mungkin menjadi lebih tertutup dan jarang bercerita tentang kegiatan harian. Topik tentang sekolah atau teman-teman sering dijawab singkat atau dihindari. Ketika keterbukaan mulai berkurang, ini menandakan adanya sesuatu yang sedang disembunyikan karena rasa takut atau malu. Pola menarik diri seperti ini merupakan tanda kuat bahwa ia sedang mengalami tekanan sosial yang perlu segera ditangani.

Tanda sang anak mengalami bully sebaiknya dideteksi dari awal, agar bisa cepat memulihkan mental sang anak dan menyelamatkannya dari pengaruh buruk akibat pembulian yang terjadi selama ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest Life Jawa Barat

See More

5 Alasan Pria Lebih Jujur saat Ngobrol Jam 1 Pagi

23 Nov 2025, 23:59 WIBLife