Ancaman Krisis Keuangan, Intip 3 Cara Hadapi Inflasi Bagi Milenial
Atur pengeluaran, siapkan dana darurat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Bank Dunia (World Bank) menyatakan kenaikan suku bunga yang terjadi serentak di seluruh dunia dalam rangka penanganan inflasi, berisiko menyebabkan resesi global dan krisis keuangan di berbagai belahan di dunia seperti Amerika Serikat (AS), China, Uni Eropa, hingga Jepang.
Risiko global pertama yang berpotensi mendorong ekonomi ke jurang resesi adalah inflasi tinggi. Harga komoditas energi dan pangan terlihat masih terus naik dan bertahan di level tinggi.
Hal tersebut tidak lepas dari dampak perang Ukraina-Rusia, yang masih berlangsung sampai sekarang.
Hal ini pun mendorong Bank Sentral Eropa untuk menaikkan suku bunga acuan setengah poin pada Juli lalu. Kemudian, menurut data yang diterbitkan badan statistik Uni Eropa, inflasi tahunan di 19 negara zona Euro juga ikut naik menjadi 8.9 persen di Juli yang meningkat dari angka Juni sebesar 8,6 persen.
Sementara itu, Amerika Serikat juga menghadapi inflasi 9,1 persen. Ini tercatat merupakan inflasi tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Inflasi juga menghantui Tiongkok, di mana biro Statistik Nasional (NBS) China mencatat, inflasi Indeks Harga Produsen (IHP) naik ke level 8,3 persen pada Maret 2022.
Melonjaknya inflasi tentu memengaruhi milenial terutama dalam hal pengelolaan finansial. Bahkan Kepala Investasi di Smead Capital Management, Bill Smead, mengatakan bahwa milenial menjadi salah satu penyebab inflasi di Amerika Serikat, karena perilaku mereka yang selalu membelanjakan uangnya untuk membeli rumah, kendaraan, dan aset lainnya, yang ternyata semakin mendorong kenaikan harga di Amerika.
Melihat berbagai fenomena tersebut, Grant Thornton memberikan tiga cara mengatasi laju inflasi untuk generasi milenial. Apa saja?
1. Mengatur pengeluaran secara bijak
Salah satu kebiasaan kurang baik yang sering terjadi adalah membeli sesuatu hanya karena keinginan semata. Dengan mempersiapkan rencana keuangan, pengeluaran yang tidak perlu dapat dicegah dengan adanya prioritas pengeluaran dalam kurun waktu tertentu.
Selain itu adalah penting untuk tidak selalu meningkatkan gaya hidup seiring dengan meningkatnya pendapatan, apalagi menerapkan gaya hidup yang lebih boros dibandingkan dengan pendapatan.
Baca Juga: Bayang-Bayang Resesi Dunia, Rupiah Loyo ke Level Rp15.135 per Dolar AS
Baca Juga: Ekonomi Global Loyo, Bos BI Ungkap Ancaman Resesi di Negara Maju