TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Batasan Mengelola Rasa Takut Agar Tidak Menjadi Prasangka Buruk

Fokus saja pada hal-hal yang bisa dikendalikan

ilustrasi merasa takut (pexels.com/MART PRODUCTION)

Perasaan takut bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa jadi kamu takut oleh situasi yang tidak bersahabat. Atau kamu takut dengan kegagalan yang mungkin saja terjadi. Yang sering terjadi, perasaan takut justru berkembang menjadi prasangka buruk.

Bukan tidak mungkin ketenangan dalam menjalani hidup terganggu. Rasa takut sudah mengacaukan banyak hal. Agar situasi lebih terkendali, kamu harus mengetahui Batasan mengelola rasa takut supaya tidak berkembang menjadi prasangka buruk. Apa sajakah batasan-batasan itu?

 

1. Berhenti menganggap rasa takut sebagai hambatan

ilustrasi berpikir (pexels.com/George Milton)

Menghadapi situasi tersulit, tidak jarang rasa takut menyertai. Pikiran sudah dipenuhi dengan berbagai kemungkinan terburuk. Sampai-sampai kamu merasa terbebani saat hendak berusaha. Menghadapi situasi seperti ini, kamu harus bisa mengelola rasa takut agar tidak menjadi prasangka.

Hal pertama yang harus dilakukan, berhenti menganggap rasa takut sebagai hambatan. Justru sebaliknya, rasa takut mengingatkan sikap waspada dalam menghadapi tantangan. Kamu bisa membuat perencanaan yang baik sejak awal. Usaha tidak berhenti di tengah jalan, tapi kamu memiliki lebih banyak strategi dan persiapan.

2. Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Liza Summer)

Hidup selalu diisi oleh berbagai rutinitas dan kepentingan. Beberapa hal mungkin bisa kamu kendalikan dengan baik. Termasuk meraih pencapaian yang optimal. Di sisi lain, juga ada beberapa hal yang tidak bisa dikendalikan. Kamu tidak memiliki kecakapan atas persoalan tersebut.

Di sinilah batasan mengelola rasa takut agar tidak menjadi prasangka buruk. Jangan merasa takut berlebihan atas hal-hal yang sudah jelas di luar kapasitas. Fokus saja pada urusan dan tujuan yang memang bisa dikendalikan. Dengan cara ini, waktu dan energi tidak terbuang sia-sia. Perasaan takut bisa segera redam.

3. Mengimbangi rasa takut dengan pola pikir realistis

ilustrasi berpikir (pexels.com/George Milton)

Tanpa perlu membahas lebih jauh, kamu pasti sudah mengetahui dampak buruk dari rasa takut. Mulai dari dikuasai pola pikir negatif, malu saat hendak berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sampai penurunan kualitas hidup. Secara umum, rasa takut mencegah kita berkembang ke arah yang lebih baik.

Oleh karena itu, kamu harus mampu mengenali batasan dalam mengelola rasa takut. Salah satunya mengimbangi dengan pola pikir realistis. Kamu mampu memandang situasi dan keadaan dengan lebih objektif. Sudut pandang utama didasarkan pada fakta dan data yang valid. Bukan hanya asumsi dan pikiran negatif.

4. Menyadari jika rasa takut itu normal

ilustrasi merasa takut (pexels.com/Aliaksei Lepik)

Rasa takut yang dibiarkan bisa berubah menjadi prasangka buruk. Alih-alih meraih kesuksesan, kamu justru mundur di tengah jalan. Prasangka buruk membuat seseorang patah semangat. Padahal, yang ditakutkan belum tentu terjadi.

Lantas, apa yang harus dilakukan? Kamu harus mengenali batasan mengelola rasa takut secara tepat. Sadari jika rasa takut adalah hal yang normal. Kamu tidak perlu menyalahkan diri secara berlebihan. Sampai-sampai mengatakan bahwa diri sendiri adalah sosok tidak berguna.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya