TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Aliran Sesat Pernah Hadir di Jabar, Ada Aliran Hidup Dibalik Hidup

Status sesat ada yang sudah difatwakan MUI

Internet

Bandung, IDN Times - Dengan jumlah penduduk 49,94 juta jiwa pada 2020, Jawa Barat (Jabar) menjadi wilayah yang banyak mengalami gejolak-gejolak sosial. Mulai dari persoalan ekonomi, hingga tumbuhnya aliran kepercayaan baru di luar ketetapan pemerintah.

Persoalan aliran kepercayaan baru ini yang dianggap sesat banyak tumbuh di kabupaten dan kota di Jabar. Artinya, mereka tumbuh dan hidup tanpa memandang wilayah tertentu. Kemunculan mereka juga banyak menjadi pro dan kontra. Ada masyarakat yang mereasa terganggu, namun ada juga yang menjadi pengikutnya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun berperan penting dalam menghentikan aliran kepercayaan yang dinyatakan sesat itu. Mereka juga memberikan fatwa agar tidak diikuti oleh masyarakat.

Apa saja dan di kabupaten dan kota mana yah?

1. Aliran Hidup Dibalik Hidup (HDH) muncul di Cirebon

Internet

Aliran ini didirikan Muhammad Kusnan pada 1940 di Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Cirebon. Setelah Ia wafat, pucuk pimpinan kemudian turun ke generasi penerusnya, Muhamad Ali bin Abdulah alias Mudjoni.

Dalam buku panduan aktivitas ibadah, MUI Cirebon menemukan bahwa Kusnan adalah seorang yang mengaku bahwa dirinya telah berdialog dengan malaikat dan menjelajahi alam gaib.

Dengan temuan itu, akhirnya MUI Kabupaten Cirebon menyatakan aliran itu sebagai aliran sesat, keputusan ini diputuskan melalui fatwa MUI Kabupaten Cirebon tanggal 4 Februari 2010/19 safar 1431 H.

2. Aliran Kutub Robani yang berkembang di Sukabumi-Bekasi

Internet

Aliran ini muncul pada 29 Oktober 2005 di Kampung  Ciberas, Dusun Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi dengan pimpinan Mohammad hassan Sayidina Ghali Kutub Robani.

Namun, aliran ini berkembang di Kabupaten bekasi dan banyak ditemukan pengikutnya di wilayah itu. Kemudahan, polisi setempat langsung melakukan tindakan preventif agar tidak meresahkan masyarakat. Sayangnya informasi pasti dari aliran ini sangat sedikit.

3. Aliran Amanat Keagungan Ilahi (AKI) pernah hadir di Depok-Kabupaten Bandung

kompasiana.com

Aliran kepercayaan ini tumbuh di Jabar di Kota Depok dan Bandung. Salah satu pengikut ajaran ini mengatakan bahwa AKI sudah ada di Kabupaten Bandung sejak 2001. Sedangkan, MUI Depok mengatakan bahwa aliran ini sesat.

MUI Depok menjelaskan bahwa aliran itu melenceng dari ajaran Islam karena tidak mewajibkan kepada pengikutnya untuk shalat dan puasa di bulan Ramadhan. Meski demikian, informasi pasti dari aliran ini sangat minim.

4. Thoriqoh Tijaniyah pimpinan Sumarna, Jampang Tengah, Sukabumi

Ilustrasi aliran sesat. Kabarkampus.com

Aliran ini banyak menuai pro dan kontra. Namun, MUI Sukabumi menyatakan bahwa aliran ini tidak sesat dan yang dinyatakan sesat adalah ajaran Sumarna yang mengaku sebagai pemimpin aliran ini di Desa Bojong Tipar, Kecamatan Jampang Tengah, Sukabumi.

MUI Sukabumi mengatakan bahwa, Sumarna adalah orang yang pernah diusir dari Bogor karena mengajarkan ajaran sesat. Ia dianggap sesat karena membuat aturan salat hanya empat waktu dan tidak ada salat Jumat.

Baca Juga: Pengikut Aliran Sesat di Bandung Diminta Pulang Kampung 

Baca Juga: Disebut Sesat oleh MUI, Pusdiklat Da'i Digeruduk Warga

Berita Terkini Lainnya