TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Penyakit Jantung, Penyebab Kematian Nomor Satu di Indonesia

Pencegahan dampak penyakit jantung bisa dilakukan lebih dini

ilustrasi gangguan jantung (pexels.com/freestocks.org)

Bandung, IDN Times - Penyakit jantung saat ini masih menduduki peringkat pertama penyebab kematian di Indonesia. Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Pada 2016, tingkat kematian akibat penyakit jantung sebesar 122 orang per 100 ribu populasi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penyebab kematian lainnya, seperti stroke, TBC, atau diabetes.

Prevalensi penyakit jantung koroner pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit ini tak hanya menyasar masyarakat lanjut usia (lansia), melainkan juga kelompok usia muda.

Meski demikian, penyakit jantung koroner bisa dicegah dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin dan mengontrol konsumsi makanan, serta rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah, kolestrol, dan gula darah.

1. Ada beberapa gejala orang terkena serangan jantung

ilustrasi gagal jantung (pexels.com/RODNAE Productions)

Dokter spesialis jantung, dr. Agus Thosin, Sp.JP menjelaskan, terdapat sejumlah gejala yang terjadi saat seseorang terkena jantung, di antaranya adalah sesak nafas, nyeri dada, nyeri ulu hati, bahkan merasa keskitan seperti mau pingsan.

"Ketika hal ini muncul banyak yang takut untuk memeriksakannya ke dokter, masyarakat banyak yang tidak paham, kebanyakan orang menganggap masuk angin," ucap dr Agus saat ditemui di peluncuran aplikasi Jantungku di Jalan BKR, Jumat (17/12/2021).

Di sisi lain, penanganan pertama orang yang terkena serangan jantung sangat minim dapat dilakukan masyarakat umum. Ketika seseorang terkena serangan jantung di luar rumah, masyarakat sekitar pun seringkali bingung apa yang harus mereka lakukan.

Minimnya kesadaran masyarakat akan edukasi penyakit jantung membuat dr Agus pun menghadirkan aplikasi Jantungku sebagai solusi atas permasalahan kesehatan jantung.

“Jantungku memiliki fitur yang merupakan sebuah terobosan dalam aplikasi kesehatan, yaitu penyimpanan catatan medis digital yang dapat menyimpan data kesehatan penggunanya dengan aman, yang mana rekam medis ini hanya dapat berikan dengan seizin pengguna tersebut jika sewaktu-waktu diperlukan," ujar dr Agus.

2. Manfaatkan aplikasi digital untuk antisipasi serangan jantung

IDN Times/Debbie Sutrisno

Agus yang juga salah satu co-founder dari Jantungku mengatakan, aplikasi ini hadir untuk memberikan solusi dari hulu ke hilir atas permasalahan kesehatan jantung. Berbagai macam fitur dengan banyak manfaat disematkan dalam aplikasi, sehingga penggunanya dapat mengakses layanan kesehatan jantung hanya dari smartphone yang dimilikinya.

Pengguna tidak perlu repot lagi membawa berbagai macam berkas atau dokumen saat berkunjung ke rumah sakit untuk melakukan kontrol atau pengobatan, karena fitur catatan medis yang ada di dalam aplikasi memungkinkan pengguna Jantungku untuk dapat menyimpan data kesehatannya. Seluruh data kesehatan pengguna Jantungku tersimpan dalam teknologi blockchain yang menjadi keunggulan Jantungku, sehingga pengguna tidak perlu khawatir datanya hilang atau diakses orang lain tanpa seizin pengguna yang bersangkutan.

"Ini sangat membantu sekali bagi para dokter spesialis jantung pada khususnya dalam memberikan penilaian medis kepada pengguna baik melalui konsultasi online maupun langsung, berhubung penyakit jantung ini merupakan chronic desease," ujar Agus.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia 2021: Teknologi Bisa Selamatkan Jantung

Baca Juga: Cek Saturasi untuk Deteksi Penyakit Jantung Bawaan Bayi Baru Lahir

Berita Terkini Lainnya