Sejarah Geopark Ciletuh, Sudah Dikenal Sejak Jaman Belanda

Dikenal sebagai pantai berbatu kristal

Sukabumi, IDN Times - Keindahan alam Geopark Ciletuh yang terletak di wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi ternyata telah dikenal sejak masa penjajahan kolonial Belanda. Tentu saja di jaman tersebut, Ciletuh belum dijadikan sebagai Geopark. Status itu baru disandang pada tahun tahun 2018 silam oleh Unnesco Global Geopark.

Sejarahwan Sukabumi, Dida Hudaya mengungkapkan di tahun 1709 seorang administrator Belanda bernama Jan Van Riebeeck melakukan perjalanan laut menuju Palabubhanratu untuk misi perdagangan. Di tengah perjalanan ia mendaratkan perahunya di kawasan Pantai Ciletuh. "Kala itu bangsa Belanda menyebut Ciletuh sebagai pantai yang memiliki bebatuan kristal berusia tua," ungkap Dida.

Sejak saat itulah, hanya ada dua kawasan pantai di sepanjang perairan Selatan Sukabumi yang sangat populer di masa penjajahan Belanda yakni Palabubanratu atau dikenal dengan nama Wijnkoopsbaai dan Pantai Ciletuh atau Sandbaai. Sementara Pantai Ujung Genteng baru dibangun akhir 1930-an.

Berikut penjelasan sejarah Geopark Ciletuh yang harus kamu tahu:

1. Pintu masuk hanya melalui laut

Sejarah Geopark Ciletuh, Sudah Dikenal Sejak Jaman Belandadokumentasi/ciletuhpelabuhanratugeopark.org

Sudah bisa dibayangkan, kala itu kawasan Ciletuh masih dikelilingi oleh hutan belantara. Konon untuk memasuki kawasan tersebut hanya bisa ditempuh melalui jalur laut. "Tak ada yang berani masuk ke Ciletuh melalui jalur darat. Satu-satunya pintu masuk menuju kawasan itu hanya melalui laut saja," kata Dida.

Di tahun 1890 - 1923, terdapat kapal uap yang khusus melayani perjalanan laut untuk rute Pelabuhanratu-Ciletuh. Seiring waktu, bangsa Belanda mulai membuka kawasan perkebunan di sekitar Ciletuh. Sejak saat itulah, tidak sedikit orang yang mulai berani memasuki Ciletuh melalui jalur darat. Perlintasan menuju obyek wisata Ciletuh kian ramai setelah adanya tempat berburu yang dibuka di kawasan Cikepuh atau dahulu dikenal dengan Cibanteng.

2. Penggilingan padi milik sastrawan dunia

Sejarah Geopark Ciletuh, Sudah Dikenal Sejak Jaman Belandadokumentasi/ciletuhpelabuhanratugeopark.org

Keindahan alam Ciletuh yang mulai termasyhur, ternyata mampu menyihir Charles Edgar du Perron atau E. du Perron untuk turut menapakan kakinya di wilayah Selatan Sukabumi. Dia merupakan seorang penulis esai asal Belanda sekaligus sastrawan ternama dunia. Berdasarkan catatan sejarah, E. du Perron membuka usaha penggilingan padi di sekitar kawasan Ciletuh. Keberadaannya semakin menjadikan Ciletuh sebagai kawasan yang cukup ramai dikunjungi orang.

3. Dirancang jalur kereta Bandung-Ciletuh

Sejarah Geopark Ciletuh, Sudah Dikenal Sejak Jaman BelandaIDN Times/Toni Kamajaya

Ciletuh dinilai sebagai tempat yang cukup menjanjikan bagi kemajuan pemerintahan Belanda. Mereka sempat memutuskan untuk membuat jalur kereta api yang menghubungkan antara Ciletuh dengan Bandung.

"Karena lokasi Ciletuh mulai ramai sehingga memunculkan rancangan pembangunan jalan kereta dari dua arah yaiitu Bandung-Ciletuh melalui pagelaran Agrabinta dan jalan kereta api Cicurug- Pelabuhanratu yang tersambung melalui wilayah Jampang" ungkap Dida. Namun karena sejumlah hal, rancangan pembangunan jalan kereta tersebut gagal terrealisasi.

4. Dinamakan Bale Kambang

Sejarah Geopark Ciletuh, Sudah Dikenal Sejak Jaman BelandaIDN Times/Toni Kamajaya

Kawasan Ciletuh pernah dijadikan sebagai pusat bisnis bangsa Belanda, salah satunya dengan dibangun perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa. Bahkan Ciletuh juga menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan luar negeri.

Kala itu mereka menamakannya sebagai Bale Kambang. Di sekitar Ciletuh juga dibuka taman bunga untuk melengkapi keindahan perpaduan alam berupa areal persawahan dengan banyaknya air terjun, salah satunya Cimarinjung.

Nah, itu dia beberapa sejarah Geopark Ciletuh yang harus kamu ketahui.

Topik:

  • Yogi Pasha
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya