Ridwan Kamil Paparkan Alasan kenapa Merapat Dukung Jokowi-Ma'ruf

Kehadiran Emil di tengah kampanye Ma'ruf pada Selasa (9/4) terang membuat orang bertanya-tanya. Sebagai Gubernur Jawa Barat, Emil tentu dilarang ikut berkampanye di hari kerja.

Maka itu, sebelum memulai kampanyenya, Emil lebih dulu menjelaskan bahwa ia sudah mengajukan izin cuti. Dengan status libur, ia diperbolehkan untuk berkampanye politik,

“Hari ini saya cuti, seminggu satu hari. Hari ini, hari terakhir yang saya pakai, karena saya punya keyakinan untuk masa depan anak cucu saya. Masa depan anak cucu harus saya titipkan pada presiden dan wakil presiden yang paham masyarakat Indonesia. Kepada capres yang sudah mengerti bekerja,” kata Emil, kepada para pendukung Ma'ruf Amin di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (9/4).

Emil mengatakan jika ia sangat mengenal Jokowi. Memang, sebelum menjadi Wali Kota Bandung periode 2013-2018, Emil disebut-sebut dekat dengan Jokowi karena kerap bertemu untuk persoalan arsitektur, studi yang dikuasai Emil.

Maka itu, Emil memutuskan untuk berhaluan politik pada Jokowi-Ma'ruf. “Dari jarak semeter, saya sering semobil bareng. Beliau ikhlas, beliau bekerja,” tutur Emil, dalam kampanyenya.

Setelah itu, Emil menjelaskan bahwa manusia tak ada yang sempurna kecuali Rasulullah. Apalagi Jokowi, kata dia, yang merupakan manusia biasa.

Maka itu, menilai seseorang dari kesalahannya adalah kekeliruan bagi Emil. “Tapi (harus dilihat) ikhtiar-nya, niat memperbaikinya. Pak Jokowi niat memperbaiki,” katanya.

Salah satu hasil kerja pemerintahan Jokowi yang disampaikan Emil pada massa pendukung Ma'ruf adalah tentang pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini menginjak 5,1 persen.

“Kalau mobil itu teh 80 km per jam. Cek Singapura, Eropa, mereka mah dua persen, tiga persen, satu persen. Mobilnya boyot (Lamban). Jadi lima persen itu istimewa, itu prestasi,” kata Emil.

Alasan terakhir yang Emil lontarkan adalah ketika Jokowi memilih Ma'ruf Amin untuk mendampinginya sebagai Calon Wakil Presiden. Di mata Emil, Ma'ruf merupakan sosok pemimpin dengan kemampuan spiritual yang tinggi. Dengan kelebihan itu, lanjut dia, maka Ma'ruf cocok dipadankan dengan Jokowi.

“Satu ngegas, satunya lagi ngerem. Ngegas tanpa rem itu bahaya. Ngerem tanpa gas itu enggak maju-maju. Makanya saya tenang kalau 01 yang menang,” ujar dia.

Maksud gas dalam ucapan Emil adalah Jokowi yang merupakan seorang pekerja keras. Sementara maksud rem dalam ucapannya, tak lain kemampuan spiritual yang dimiliki oleh Ma'ruf.

“Bahasa Sundanya mah reugreug. Satu pekerja keras, satu menjaga nilai keagamaan,” katanya. Dalam kamus Bahasa Sunda, “reugreug” berarti kokoh, kuat, besar hati, dan tidak was-was.