Menjajal Bus Damri Gratis dari Bandung ke BIJB Kertajati di Majalengka

Dari informasi yang didapat IDN Times, bus dominan berwarna putih untuk memberangkatkan penumpang ke BIJB merupakan bus pabrikan terbaru. Warna yang masih mengkilap dan fasilitas di dalam bus cukup nyaman memperlihatkan bahwa bus ini memang layak menjadi armada bandara.

Berbeda dengan bus yang kerap IDN Times tumpangi dari Jakarta dan sekitarnya menuju Bandara Soekarno-Hatta, bus ini tidak memiliki bagasi di bagian depan dekat pintu masuk. Barang dengan tas besar seperti koper harus disimpan di bagasi samping. Sedangkan tas gendong yang tidak terlalu besar bisa disimpan di atas kursi duduk.

Untuk suhu ruangan di dalam bus, jangan khawatir. Entah karena bus ini masih baru sehingga seluruh fasilitas masih terawat, sang supir nampaknya membuat suhu di dalam sangat dingin. Saya dan penumpang lain pun alhasil membuka jaket dari dalam tas untuk segera dipakai.

Setelah duduk di kursi penumpang, seorang porter akan mengambil nomor antrean yang kita miliki untuk memastikan mereka yang duduk adalah benar yang memiliki tiket penerbangan di BIJB. Porter in pun menghitung secara teliti jumlah penumpang di bus telah sesuai dengan data yang dikeluarkan petugas layanan pelanggan.

Setelah lengkap, sang supir langsung tancap gas menuju Jalan Pasteur untuk masuk jalan Tol Purbaleunyi menuju Tol Cipali (Cikampek-Palimanan) dan akan keluar di Gerbang Tol, Kertajati, Majalengka. Bus Damri khusus penumpang BIJB ini memang menggunakan akses tol poin to poin dari Pasteur langsung ke Kertajati, sehingga tidak menggunakan jalur arteri.

Selama perjalanan dini hari ini, supir memastikan lampu utama di koridor penumpang mati. Satu per satu penumpang pun tampak memejamkan mata dengan harapan ketika terbangun mereka sudah sampai di BIJB Kertajati.

Sekitar 2.20 menit perjalanan, bus akhirnya tiba di pintu masuk BIJB Kertajati. Bus sempat berhenti sebelum pintu masuk bandara karena ada pengecekan jumlah penumpang sebagai penyesuaian.

Satu per satu penumpang pun mulai meninggalkan kursi dan mengambil tas mereka baik yang berada di bagian atas maupun yang disimpan di bagasi samping.

Pengalaman pertama datang ke BIJB Kertajati seakan memberikan hal menyenangkan bagi para penumpang pesawat. Sebab mereka bisa melihat keindahan bandara ini dari jauh sesaat sebelum mencapai pintu lobi utama. Lampu terang benderang menyelimuti seluruh bagian luar bandara yang memiliki desain futuristik.

Baik di malam hari maupun pagi hari, penumpang maupun warga sekitar yang sengaja datang ke BIJB untuk berswafoto. Hal ini juga dilakukan Heni saat melihat kecantikan BIJB Kertajati.

"Ya kita abadikan ini kan pertama kali saya terbang dari BIJB. Bagus sih kalau untuk desain dan bentuk ketimbang Bandara Husein (Sastranegara)," ujar Heni.

Setelah semua penumpang tiba di lobi utama, saya pun ikut masuk ke dalam untuk melihat kondisi di dalam bandara. Dan berbeda ketika terakhir saya ke bandara ini untuk melakukan peliputan, BIJB Kertajati sekarang sudah lebih ramai. Penumpang sedari pagi sudah melakukan check in di counter masing-masing maskapai penerbangan.

Untuk pukul 06.00 hari ini, setidaknya ada tiga penerbangan dengan tiga tujuan berbeda. Pertama adalah Garuda Indonesia tujuan Denpasar, kemudian Lion Air tujuan Pontianak, dan Lion Air tujuan Makassar.

Salah satu penumpang pesawat tujuan Pontianak, Muqorrobin, menyebut BIJB Kertajati lebih nyaman dari segi fasilitas dibandingkan dengan Bandara Husein. Terlebih kondisi bandara ini lebih luas sehingga lebih enak untuk dia beristirahat karena tempat untuk menunggu pun lebih banyak.

Meskipun dia agak risih karena harus tiba di pool Damri sekitar pukul 01.00 WIB di mana seharusnya itu jam dia untuk tidur. Berbeda dengan jadwal keberangkatan serupa di Jakarta, Muqorrobin bisa berangkat lebih awal sekitar pukul 11.00 WIB untuk kemudian tidur sepanjang perjalanan.

"Tinggal akses daratnya aja diperbaiki. Kan katanya mau ada Tol Cisumdawu itu, kalau itu selesai pasti lebih nyaman lagi ke BIJB," kata dia.

Jam menunjukan pukul 06.30 WIB. Setelah sempat berkeliling dan meminta testimoni kepada sejumlah penumpang atas pemindahan sebagian rute dari Bandung ke BIJB Kertajati, saya bergegas menuju pintu keluar dan menghampiri petugas layanan Perum Damri yang ada di BIJB.

Tiket untuk pulang pun saya dapat dan segera berjalan ke parkiran di mana bus Damri pertama sudah menunggu untuk perjalanan ke Bandung, yakni pukul 07.00 WIB. Duduk di bangku paling depan, total penumpang selain saya yang ikut dalam bus ini hanya sembilan orang. Meski demikian, hal tersebut tak mengurungkan supir bus untuk mengangkut berapapun jumlah penumpang yang ada berangkat ke Bandung.

Waktu untuk sampai di pool Damri tempat saya berangkat dini hari tadi lebih lama dari perkiraan. Karena ada kemacetan di jalan tol dan sedikit di sekitar Jalan Pasteur, saya baru bisa sampai di pool pukul 10.00 WIB.

Persoalan waktu ini pun sudah diantisipasi pihak Perum Damri untuk kemudian dievaluasi. Sebab sejauh ini Damri memprediksi waktu tempuh baik pulang maupun pergi maksimal 2,5 jam.