Dapat Kerja Makin Sulit, Sudah Kerja Malah Kena PHK

Bandung, IDN Times - Pencarian kerja dan pemutusan hubungan kerja saat ini menjadi persoalan rumit untuk masyarakat Indonesia. Dengan perubahan sistem bekerja khususnya keberadaan artificial intelegence (AI) makin sedikit perusahaan membuka lowongan kerja. Ini berbanding terbalik dengan makin banyaknya lulusan dari lembaga pendidikan baik setingkat SMA/SMK hingga perguruan tinggi.
Di sisi lain, pemutusan hubungan kerja (PHK) pun makin masif di berbagai daerah. PHK ini bukan hanya menyasar industri besar, tapi juga industri kecil termasuk perusahaan-perusahaan rintisan.
Sulitnya mencari kerja dirasakan Talitha (24). Wanita yang baru lulus kuliah ini masih belum mendapatkan pekerjaan formal meski sudah melamar ke sejumlah perusahaan.
"Susah emang sekarang cari kerja. Apalagi di Bandung ini ya ga banyak kaya di Jakarta kan perusahaannya," kata dia, Rabu (8/1/2025).
Dengan sulitnya mendapat pekerjaan formal, Talitha pun mencoba mencari pekerjaan informal sebagai konten kreator dari produk UMKM tas. Dia juga mengambil pekerjaan serupa di salah satu UMKM sepatu.
"Jadi sekarang ambil dua kerja, soalnya kalau cuman satu gajinya ga cukup kan kecil cuman jadi konten di medsos jualannya," kata dia.
Pekerjaan seperti ini memang bukan yang pertama baginya. Ketika masih kuliah dia harus bekerja paruh waktu sebagai konten media sosial untuk menambal kebutuhan harian kuliah. Sayangnya, kantor yang memberinya kerja kemudian harus tutup karena minimnya penjualan.
1. Makin banyak warga bekerja di sektor informal
Mengutip data Badan Pusat Statisik, jumlah angkatan kerja di Kota Bandung sebenarnya mengalami kenaikan selama 2024. Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2024 sebanyak 1,345 juta orang, naik 36 ribu orang dibanding Agustus 2023. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,96 persen poin dari 66,97 persen menjadi 67,93 persen.
Dalam data yang dipublikasikan menyebut bahwa penduduk yang bekerja sebanyak 1,254 juta orang, naik sebanyak 52,1 ribu orang dari Agustus 2023. Seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja. Lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah lapangan usaha Industri (28,6 ribu orang).
"Sebanyak 709,4 ribu orang (56,55 persen) bekerja pada kegiatan formal, turun sebanyak 26,8 ribu orang jika dibandingkan Agustus 2023. Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2024 sebesar 7,40 persen, turun sebesar 1,43 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2023 yang sebesar 8,83 persen," kata Kepala BPS Bandung Samiran dalam publikasi terbaru BPS.
hasil Sakernas Agustus 2024, lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah jasa yaitu sebesar 74,88 persen. Diikuti oleh lapangan usaha di sektor Industri sebesar 24,65 persen, dan pertanian sebesar 0,47 persen. Pola lapangan usaha dalam menyerap tenaga kerja ini masih sama dengan Agustus 2023.
Dibandingkan Agustus 2023, seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi di lapangan usaha sektor industri yaitu sebesar 28,6 ribu orang. Sedangkan peningkatan terkecil dialami sektor pertanian yaitu sebesar 0,6 ribu orang
Dari data yang dihimpun penduduk yang bekerja pada kegiatan formal sebanyak 709,4 ribu orang (56,55 persen), sedangkan yang bekerja pada kegiatan informal sebanyak 545,1 ribu orang (43,45 persen).
"Dibandingkan Agustus 2023, penduduk yang bekerja pada kegiatan formal mengalami penurunan sebesar 26,8 ribu orang, sedangkan penduduk yang bekerja pada kegiatan informal mengalami kenaikan sebesar 78,9 ribu orang," papar Samiran.