Jaga Kelestarian Primata, GeoDipa Lepas Liar Owa Jawa di Gunung Tilu

Owa Jawa dilepasliarkan di kawasan lindung Gunung Tilu

Bandung, IDN Times -  PT Geo Dipa Energi (Persero) “GeoDipa” mendukung penuh kegiatan pelestarian sepasang Owa Jawa (Hylobates moloch) Lola dan Udin. Satwa ini hasil rehabilitasi dari Pusat Rehabilitasi Primata Jawa dan dilepasliarkan di Cagar Alam Gunung Tilu (CAGT), Selasa(6/9/2022). 

Kegiatan pelepasliaran Owa Jawa tersebut merupakan rangkaian program dalam memperingati Hari Konservasi Alam Nasional 2022 serta peringatan Hari Primata Internasional yang rutin dilakukan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian LHK melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat. Kegiatan ini juga hasil kerja sama dengan The Aspinall Foundation (TAF) Indonesia sebagai upaya upaya pelestarian primata endemik jawa yang telah berjalan dengan baik selama 12 tahun sejak 2010.

“Pada hari ini BBKSDA Jawa Barat melepasliarkan sepasang Owa Jawa (Hylobates Moloch) bernama Lola berjenis kelamin betina berumur enam tahun dan Udin berjenis kelamin jantan berusia empat tahun, keduanya merupakan satwa yang diperoleh dari Garut pada 2018 dan 2021.” kata Kepala BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu(7/9/2022).

1. Sudah ada 48 individu Owa Jawa yang dilepasliarkan sejak 2014

Jaga Kelestarian Primata, GeoDipa Lepas Liar Owa Jawa di Gunung TiluIDN Times/Istimewa

Tercatat, sebanyak 48 individu Owa Jawa telah dilepasliarkan sejak tahun 2014 dari pusat Pusat Rehabilitasi Primata Jawa (PRPJ) Patuha. Sepasang Owa Jawa, Lola dan Udin merupakan individu ke-49 dan 50 yang akan dilepasliarkan di CAGT. Sampai sejauh ini, terpantau telah lahir 3 bayi Owa Jawa dari hasil lepas liar oleh BBKSDA Jawa Barat dan TAF Indonesia di CAGT.

2. Perkiraan populasi di alam tersisa antara 1.000-2.000 individu

Jaga Kelestarian Primata, GeoDipa Lepas Liar Owa Jawa di Gunung TiluIDN Times/Dhana Kencana

Owa Jawa, merupakan salah satu jenis primata endemik jawa yang masuk ke dalam daftar satwa primata dengan kategori “genting” (endangered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Berdasarkan data, perkiraan populasi di alam tersisa antara 1.000-2.000 individu yang tersebar di kawasan hutan konservasi dan hutan lindung, sebagian besar di Jawa Barat dan beberapa tersisa di kawasan hutan lindung di Jawa Tengah seperti di dataran tinggi Dieng.

Hal tersebut menjadikan Owa Jawa spesies yang paling langka di dunia. Di Indonesia, Owa Jawa dilindungi sejak tahun 1931 dan saat ini masuk daftar 25 jenis fauna yang menjadi prioritas konservasi oleh Ditjen KSDAE.

3. Ikut melestarikan ekosistem alam

Jaga Kelestarian Primata, GeoDipa Lepas Liar Owa Jawa di Gunung TiluIDN Times/Istimewa

Project Manager Patuha 2, Danang Maulana mengatakan, pelestarian satwa langka termasuk Owa Jawa telah menjadi perhatian perusahaan untuk tetap menjaga ekosistemnya. Karena itu, GeoDipa mendukung kegiatan konservasi ekosistem dan lingkungan.

“GeoDipa menyadari betul pentingnya menjaga kelestarian alam, sehingga kami mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan konservasi ekosistem dan lingkungan, sebagai contoh seperti yang dilakukan saat ini yakni pelepasliaran sepasang Owa Jawa Lola dan Udin, kami berharap mereka dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di habitatnya,” kata Danang.

Untuk menunjang keberhasilan terhadap konservasi Owa Jawa, dilakukan juga kegiatan-kegiatan pendukung lainnya seperti edukasi berupa Lomba gambar primata khususnya owa jawa oleh anak-anak sekitar kawasan CAGT yaitu Sekolah Dasar Dewata hingga pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan habitat Owa Jawa.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya