Cegah Pendakian Ilegal, Naik Gunung Ciremai Diberi Gelang Identitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kuningan, IDN Times - Meningkatkan pelayanan dan keamanan pendakian di Gunung Ciremai Jawa Barat, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) membenahi penataan pengelolaan pendakian. Kini, calon pendaki akan diberikan gelang khusus berdasarkan jalur pendakian yang dipilih.
Kepala Balai TNGC Teguh menjelaskan, gelang dengan warna mencolok itu bertujuan untuk membedakan antara pendaki ilegal dengan pendaki yang sudah resmi mendaftar sesuai prosedur. Dia memastikan, jika ditemukan ada pendaki yang tidak memakai gelang, itu artinya ilegal.
“Bagi para pendaki yang ditemukan tidak memakai gelang, maka diindikasikan pendaki tersebut ilegal dan akan menerima sanksi sesuai dengan prosedur tetap pendakian Gunung Ciremai," Tegas Teguh melalui keterangan tertulisnya, Rabu (16/2/2022).
1. Gelang identitas berbeda warna di setiap jalur
Teguh menjelaskan, pada setiap jalur pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, pendaki akan menerima warna yang tidak sama. Untuk di jalur pendakian Apuy, Kabupaten Majalengka, pendakian akan menerima gelang warna biru.
Di jalur pendakian Palutungan, Kabupaten Kuningan, pendaki diberi gelang warna oranye. Jalur pendakian Linggajati warna merah, dan jalur pendakian Linggasana warna hijau.
"Gelang-gelang bertanda resmi itu akan diberikan pendaki ketika saat boarding. Setelah turun atau boarding out, gelang itu akan dikembalikan," ujarnya.
2. Gelang harus dikembalikan setelah turun
Teguh mengatakan, saat boarding out, pendaki harus mengembalikan secara bersamaan dengan pengembalian kartu identitas pendaki yang diserahkan saat registrasi. Selain mengembalikan gelang, pendaki juga harus menyerahkan potensi sampah yang dibawa pendaki kepada pengelola.
Menurutnya, peminjaman gelang identitas pendaki ini dengan jaminan kartu identitas asli, apabila hilang maka pendaki harus mengganti sebesar Rp 50.000.
"Gelang identitas ini berfungsi sebagai identitas pendaki. Maka, kami mengajak kepada pendaki menjadi bijak dan bertanggungjawab terhadap sumberdaya alam hayati dan ekosistem Taman Nasional Gunung Ciremai," ujarnya.
3. Pengelolaan pendakian dibenahi
Sementara itu, Koordinator Urusan Promosi Pemasaran dan Kehumasan, Adi mengatakan, upaya pembenahan pengelolaan pendakian telah dilakukan sejak tahun 2019. Salah satunya menerapkan mekanisme pendakian dengan pemesanan online dan harus registrasi di posko pintu masuk pendakian.
Adi menjelaskan, sebelumnya pendaftaran pemesanan online menggunakan google form. Namun di tahun 2022, mekanisme itu sudah beralih keke via website. Saat ini masih dalam tahap uji coba.
4. Syarat wajib calon pendaki
Adi mengatakan, calon pendaki yang akan berpetualang mendaki Gunung Ciremai harap menyiapkan diri secara matang. Mulai dari menentukan jadwal pendakian, perlengkapan regu dan pribadi harus dibawa. Selanjutnya membawa kartu Identitas, biaya pendakian dan akomodasi.
Dia mengingatkan, pendaftaran secara online ini paling lambat H-1 sebelum rencana jadwal pendakian. Dengan begitu, tidak ada istilah pendaftaran mendadak atau langsung datang ke basecamp pada hari itu juga.
Calon pendaki dibolehkan jika memenuhi syarat minimal empat orang. Pendaftaran dapat dilakukan melalui bookingciremai.menlhk.go.id.
“Calon pendaki harus mengisi data diri, menentukan jadwal pendakian, memilih transit camp dan nomor kaplingnya. Serta membayar PNBP sesuai yang tercantum pada laman resmi, konfirmasi pembayaran dan mendapatkan kode booking,” terangnya.