Marak Karhutla, 'Alat Tempur' BPBD Majalengka Tidak Ideal

Pengajuan BPBD Majalengka untuk peralatan belum dipenuhi

Majalengka, IDN Times- Di tengah banyaknya kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Majalengka, peralatan yang dimiliki BPBD masih jauh dari kata ideal. Sejak Mei hingga 14 Agustus 2023, setidaknya sudah ada 56 kasus dan menghanguskan 86 hektar lahan akibat kebakaran tersebut.

"Kami telah memadamkan 56 kejadian. Adapun luas lahan yang terdampak mencapai 86,386 hektar. Itu perkiraan jumlah luasan yang terdampak akibat kebakaran kebakaran hutan dan lahan," kata Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka Reza Permana

1. Permohonan belum ditindaklanjuti, petugas gunakan peralatan manual

Marak Karhutla, 'Alat Tempur' BPBD Majalengka Tidak IdealBPBD Majalengka/ kobaran api melalap lahan

Banyaknya kasus Karhutla di Kabupaten Majalengka, ternyata belum diimbangi dengan perlengkapan yang memadai. Hingga saat ini, petugas BPBD masih menggunakan peralatan seadanya saat melakukan aktivitas pemadaman Karhutla. 

"Perlengkapan pemadam yang kami bawa selama ini masih menggunakan peralatan manual," kata dia.

Dijelaskan Reza, ia sejatinya telah mengajukan peralatan pemadaman. Namun, pengajuan itu hingga saat ini belum ditindaklanjuti.

"BPBD masih menggunakan peralatan tahun kemarin. Karena kami memang sedang mengajukan beberapa peralatan baru, tetapi sampai saat ini, kondisinya belum dapat diwujudkan," kata Reza.

2. Sejumlah kendala dihadapi petugas saat di lapangan

Marak Karhutla, 'Alat Tempur' BPBD Majalengka Tidak IdealIlustrasi angin kencang (IDN Times/Sukma Sakti)

Tidak memadainya peralatan yang dimiliki BPBD, diakui Reza menjadi salah satu kendala petugas saat melaksanakan tugas di lapangan. Kendala tersebut ditambah lagi dengan faktor alam yang kerap terjadi di lokasi kebakaran.

"Kendala di lapangan, terutama daerah lokasi kebakaran, yang mayoritas terjadi pada daerah tebing dan terjal. Ditambah dengan tiupan angin yang cukup kencang," kata dia.

Faktor alam lainnya yang juga menjadi kendala petugas adalah banyaknya ilalang dan pepohonan yang mengering. Kondisi itu membuat api lebih cepat menjalar.

"Musim kemarau yang cukup kering tahun ini, mengakibatkan hampir sebagian besar tanaman menjadi kering. Sehingga sangat mudah sekali merembet, apabila ada-ada api kecil. Ditambah angin yang kencang, menjadi api sangat mudah menyebar," tutur dia

3. Utamakan keselamatan personil

Marak Karhutla, 'Alat Tempur' BPBD Majalengka Tidak IdealUpaya pemadaman karhutla yang dilakukan satgas BPBD Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, Jumat (30/7/2021). Jenis vegetasi yang terbakar adalah lahan semak belukar. Saat ini api sudah berhasil dipadamkan. (Dok. BPBD Kab. Dairi)

Adanya sejumlah kendala itu, memaksa petugas harus lebih berhati-hati lagi saat melakukan tugas memadamkan karhutla. Kehati-hatian akan lebih ditingkatkan ketika lokasi Karhutla berada di daerah bebukitan yang curam.

"Kami lebih mengutamakan keselamatan personel, sambil menunggu momentum yang tepat untuk memadamkan api secara manual," ungkap dia.

Ia menjelaskan, petugas akan melakukan pemadaman saat kondisi di lokasi dinyatakan benar-benar aman.

"Karena kami tidak akan mengambil risiko sedikit pun, terutama untuk keselamatan personel gabungan. Lebih baik kami menunggu momentum. seperti kecepatan angin yang menurun, baru kami turun," kata dia.

Terkait durasi yang dibutuhkan untuk melakukan pemadaman, Reza menjelaskan, paling lama sekitar lima jam. "Waktu proses pemadaman yang paling lama sekitar lima jam. Itu karena faktor lokasi dan angin yang cukup kencang," tutur dia.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Hanguskan Empat Hektare Lahan di Majalengka

Baca Juga: Kebakaran Apartemen Vietnam, Belasan Tewas Termasuk Anak-anak

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya