Muktamar Luar Biasa NU Disebut Tidak Penuhi Kaidah Fiqih Darurat

Penolakan Muktamar Luar Biasa NU terus diserukan

Cirebon, IDN Times - Penolakan rencana Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama terus diserukan. Pertemuan akbar yang akan digelar di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini dianggap bukan sebuah tradisi kalangan nahdliyin.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Azis Hakim Syahrozie menyebutkan, MLB bukanlah tradisi yang layak untuk dijalankan, kecuali dalam kondisi yang sangat mendesak secara syar’i.

"Hal tersebut seharusnya hanya digunakan dalam situasi yang memenuhi kaidah fikih darurat, bukan sekadar perbedaan pendapat atau asumsi yang tidak mendasar," kata Azis, Jumat (13/9/2024).

1. MLB Jadi Celah Geser Kepemimpinan NU

Muktamar Luar Biasa NU Disebut Tidak Penuhi Kaidah Fiqih DaruratLogo NU

Sepanjang sejarah, kata Azis, MLB tidak pernah dipraktikkan oleh ulama-ulama generasi terdahulu, kecuali pada era KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Tuduhan pelanggaran AD/ART dan Qonun Asasi NU oleh pihak presidium MLB tidak termasuk dalam wilayah prinsip.

Menurut Azis, semua gerakan NU pada hakikatnya adalah upaya islahiyyah yang bersifat ijtihadi. Kalau pun ada perbedaan, itu tidak bisa dijadikan alasan untuk melegitimasi MLB," kata Azis.

MLB dalam AD/ART NU harus dimaknai sebagai instrumen untuk menyelesaikan persoalan yang bersifat dharuri syar’i, bukan sebagai celah untuk menggeser kepemimpinan NU.

"Ini bukan soal khilafiyyah, tetapi soal menjaga marwah dan sakralitas NU. Kaidah fikih al-dlaruratu tubihu al-makhdzuraat mengajarkan bahwa tindakan darurat syar’i boleh dilakukan, tetapi bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok,” ujar Azis.

Selain itu,  presidium MLB yang menyebut dukungan dari struktural NU di berbagai tingkatan adalah hoaks. Pihaknya meyakini, seluruh pengurus PCNU di Jawa Barat
memiliki prinsip akhlaq al-karimah atau sepakat menolak rencana pertemuan akbar itu.

2. Menuding MLB ditunggangi kelompok lain

Muktamar Luar Biasa NU Disebut Tidak Penuhi Kaidah Fiqih DaruratKetua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf. (IDN Times/Trio Hamdani)

Atas dasar itu, seluruh PCNU menyerukan beberapa hal. Pertama, meminta kelompok yang mengatasnamakan presidium MLB untuk menghentikan wacana tersebut karena tidak mencerminkan akhlakul karimah.

Kedua, mengajak seluruh nahdliyyin untuk selalu berpegang pada prinsip tawasuth dalam mengekspresikan organisasi NU, agar tidak terjebak pada kepentingan kelompok tertentu. Ketiga, menghentikan wacana MLB karena mengganggu perkhidmatan pengurus dalam melayani umat dan memperkuat persatuan warga NU.

"Kami mengimbau kepada pihak-pihak yang tidak puas dengan kinerja PBNU untuk menyuarakan aspirasinya melalui forum muktamar dengan cara yang legal dan berakhlakul karimah," katanya.

3. Resah dengan kepemimpinan Gus Yahya

Muktamar Luar Biasa NU Disebut Tidak Penuhi Kaidah Fiqih DaruratKetua Steering Committe Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (NU), KH Imam Jazuli

MLB di Kabupaten Cirebon segera digelar. Pertemuan besar itu digelar atas keresahan kalangan nahdliyin terhadap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan KH Yahy Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Ketua Steering Committee MLB NU, KH Imam Jazuli mengatakan, pertemuan itu harus digelar karena keresahan terus meluas. Bahkan, dukungan dari Pengurus Cabang Nahdlatu Ulama (PCNU) pun turut bertambah.

Pihaknya siap melaksanakan MLB NU, meskipun ada penolakan dari PCNU se-Cirebon Raya Plus. Menurut Kiai Imam, penolakan tersebut diduga kuat terjadi karena adanya tekanan dari PBNU.

"MLB NU ini bukan keinginan pribadi presidium, tetapi merupakan aspirasi dari kalangan struktural dan kultural NU yang merasa resah dengan kepemimpinan PBNU saat ini. Kami hanya menjadi fasilitator,” kata Imam, Jumat (13/9/2024).

"Persiapan untuk pelaksanaan MLB NU sudah matang. Menurutnya, tim kepanitiaan yang dipimpin oleh KH Imam Baihaqi dan koleganya telah menyelesaikan semua persiapan, mulai dari syarat kepesertaan, akomodasi, hingga transportasi," sambungnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya