Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama Siap Digelar di Cirebon

Pertemuan besar NU akan digelar di Cirebon, Jawa Barat

Cirebon, IDN Times - Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (NU) segera digelar di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pertemuan besar digelar atas keresahan kalangan nahdliyin terhadap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Ketua Steering Committee MLB NU, KH Imam Jazuli mengatakan, pertemuan itu harus digelar karena keresahan terus meluas. Bahkan, dukungan dari Pengurus Cabang Nahdlatu Ulama (PCNU) pun turut bertambah. Meskipun ada penolakan dari PCNU se-Cirebon Raya Plus.

Menurut Kiai Imam, penolakan tersebut diduga kuat terjadi karena adanya tekanan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"MLB NU ini bukan keinginan pribadi presidium, tetapi merupakan aspirasi dari kalangan struktural dan kultural NU yang merasa resah dengan kepemimpinan PBNU saat ini. Kami hanya menjadi fasilitator,” kata Imam, Jumat (13/9/2024).

"Persiapan untuk pelaksanaan MLB NU sudah matang. Menurutnya, tim kepanitiaan yang dipimpin oleh KH Imam Baihaqi dan koleganya telah menyelesaikan semua persiapan, mulai dari syarat kepesertaan, akomodasi, hingga transportasi," sambungnya.

1. Delapan PCNU di Jabar Menolak

Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama Siap Digelar di CirebonKetua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya (IDN Times/Trio Hamdani)

Imam mengatakan, rencana MLB NU ditolak secara terbuka oleh delapan PCNU di Jawa Barat yakni, PCNU Kabupaten Cirebon, PCNU Kota Cirebon, PCNU Kuningan, PCNU Majalengka, PCNU Indramayu, PCNU Subang, PCNU Sumedang, PCNU Ciamis, dan PCNU Kabupaten Bogor.

Menurutnya, penolakan tersebut hanya dilakukan oleh delapan PCNU. Sementara, 19 lainnya belum memberikan mendukung atau menolak MLB.

"Yang menolak MLB NU dari Jabar hanya 8 PCNU, sedangkan 19 PCNU lainnya tidak hadir dalam konferensi pers. Bisa jadi yang tidak hadir itu mendukung MLB NU. Kita tunggu saja, karena mereka belum mengeluarkan pernyataan resmi," kata Imam.

2. Siap dipecat dari PBNU

Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama Siap Digelar di CirebonLogo NU

Dia mengaku, memiliki data yang lebih akurat mengenai dukungan terhadap MLB NU. Data ini diperoleh melalui hotline pengaduan yang dibuka untuk seluruh PCNU dan PWNU di Indonesia, hingga PCI NU yang ada di luar negeri.

"Kami tahu siapa saja yang mendukung MLB NU, dan mayoritas mendukung gerakan ini. Tapi karena sifatnya rahasia, kami akan menjaga kerahasiaan mereka dengan baik," jelasnya.

Ditambahkan Imam, pihaknya tidak mengkhawatirkan dipecat dari kepengurusan PBNU lantaran menggelar maupun menghadiri MLB tersebut.

“Tidak perlu banyak berkomentar, kita lihat saja pelaksanaannya nanti. Sebagai fasilitator, Kiai Imam berjanji bahwa panitia akan memberikan pelayanan terbaik bagi para peserta yang hadir. Tugas kami memastikan para peserta datang dengan senang, aspirasinya tersampaikan dengan baik, dan pulang dengan bahagia. Insya Allah, semuanya akan mendapatkan berkah dunia akhirat," pungkasnya.

3. Muktamar tidak direstui sesepuh pesantren di Cirebon

Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama Siap Digelar di CirebonKonferensi pers sejumlah PCNU Jawa Barat di Kabupaten Cirebon, Rabu (11/9/2024)

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Jawa Barat memastikan, seluruh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Jawa Barat menolak gagasan penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa (MLB) yang diajukan oleh sejumlah kiai muda.

Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, Azis Hakim Syaerozi, muktamar itu tidak mendapat restu dari para tokoh pesantren terkemuka di Cirebon seperti Pesantren Babakan, Kempek, Arjawinangun, Balerante, Buntet, dan Gedongan.

"Tidak ada dukungan dari pesantren-pesantren tersebut terhadap konsolidasi maupun agenda MLB. Jika ada yang mendukung, itu bersifat pribadi dan bukan mewakili institusi pesantren," kata Azis.

Ia menambahkan, MLB bukanlah tradisi yang lazim dalam NU, kecuali jika dalam situasi darurat yang diatur oleh syariat. Menurut Azis, MLB seharusnya hanya dilakukan dalam keadaan yang sangat mendesak dan bukan hanya karena perbedaan pendapat.

Dalam sejarah NU, MLB tidak pernah dilakukan oleh ulama terdahulu, kecuali di masa KH Abdurrahman Wahid yang dianggap dipengaruhi oleh intervensi luar.

Tuduhan pelanggaran terhadap AD/ART dan Qonun Asasi NU oleh presidium MLB, tidak bersifat fundamental. Semua gerakan dalam NU merupakan upaya perbaikan yang bersifat ijtihadi, sehingga perbedaan pandangan tidak bisa dijadikan dasar untuk melegitimasi MLB.

Lebih lanjut, MLB dalam AD/ART NU dimaksudkan sebagai instrumen untuk menyelesaikan masalah yang bersifat darurat syar’i, bukan sebagai alat untuk menggantikan kepemimpinan.

"Klaim dari presidium MLB tentang adanya dukungan dari struktural NU adalah tidak benar. Dia yakin seluruh PCNU di Jawa Barat memiliki prinsip akhlak yang baik, dan jika ada kritik, sifatnya adalah membangun, bukan untuk mendukung MLB," kata Azis.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya