Wakil Wali Kota Bandung Imbau PNS Bijak saat Menggunakan Medsos

Sebar berita baik, jangan berita nyinyir

Bandung, IDN Times - Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS) Kota Bandung diminta lebih bijak ketika menggunakan media sosial (medsos). Hal ini diimbau Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

Menurutnya, sebagai pegawai pemerintahan para ASN seharusnya menjadikan medsos sebagai tempat untuk menyebarkan informasi baik. Jangan sampai medsos justru dipakai dalam menyebarkan kebencian atau tempat nyinyir.

"Saya pikir bijak saja dalam menggunakan media sosial. Gunakan medsos sebagai ajang silaturahmi," kata Yana, di Balai Kota Bandung, Rabu (16/10).

1. ASN seharusnya bisa jadi panutan

Wakil Wali Kota Bandung Imbau PNS Bijak saat Menggunakan MedsosIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Yana, para ASN harus menjadi panutan bagi warga yang lain. Jangan ikut menyebarkan informasi yang tidak baik atau bahkan berita hoaks hingga membuat gaduh. 

"Gunakan dengan sebaik-baiknya jangan menyebarkan kebencian, nyinyir kurang bermanfaat. Gunakan (medsos) dengan bijak saja," ujarnya. 

2. Persoalan penggunaan medsos sempat merugikan seorang Dandim

Wakil Wali Kota Bandung Imbau PNS Bijak saat Menggunakan Medsoskodam14hasanuddin-tniad.mil.id

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mencopot Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1417 Kendari, Sulawesi Tenggara, Kolonel Kav Hendi Suhendi. Hendi dicopot setelah istrinya berkomentar negatif di media sosial mengenai insiden penyerangan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.

KSAD menyatakan pencopotan merupakan bentuk hukuman. Selain dicopot, Kolonel Hendi juga dikenai sanksi militer berupa penahanan selama 14 hari. Hukuman dan sanksi serupa dikenakan kepada anggota TNI Sersan Z, yang juga akibat unggahan komentar negatif soal Wiranto di medsos.

"Proses administrasi sudah saya tandatangani tetapi besok akan dilepas oleh Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Hasanuddin di Makassar. Karena masuk ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara," kata KSAD yang dikutip Antara di Jakarta, Jumat (11/10).

3. Pencopotan pangkat Dandim karena tidak bisa menjaga prilaku sang istri

Wakil Wali Kota Bandung Imbau PNS Bijak saat Menggunakan MedsosIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menanggapi eks Dandim Kendari Kolonel Hendi Suhendi (HS) dan Serda Z dihukum karena istrinya berkomentar nyinyir soal penusukan Menko Polhukam Wiranto di media sosial.  Ryamizard mengatakan bahwa itu sudah menjadi risiko dari menjadi istri anggota TNI.

"Itu kan risiko," kata Ryamizard di Kompleks Istana Negara,Senin (14/10). Dia mengatakan di militer, ada tata tertib tersendiri.

Menurut Ryamizard, Kolonel Hendi dan Serda Z dicopot dari jabatannya lantaran memang sudah risiko di dunia militer. Ia menerangkan, hal itu terjadi lantaran keduanya dianggap tak bisa mengendalikan sang istri.

"Iya, dicopot dari jabatannya. Itu kan risiko, artinya dia tidak bisa mengendalikan istrinya. Istri itu kan harus dinasihati segala macam. Kalau sampai begitu kan," ujar Ryamizard.

Baca Juga: Dicopot dari Jabatannya, Kolonel Hendi Asli Karawang Justru Dipuji 

Baca Juga: Warganet Bebas Berkomentar di Medsos, Asal Jangan Lakukan Hal ini

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya