Volume Sampah Plastik Tinggi, Sekda Bandung: Gali Kuburan Sendiri

Pemkot Bandung bakal melarang pemakaian plastik di swalayan

Bandung, IDN Times - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna meluapkan kekesalahannya terkait kondisi persampahan. Menurutnya, volume sampah di Kota Bandung sudah mengkhawatirkan khususnya dari plastik. Meski angkanya tidak besar dibandingkan sampah organik, tapi sampah plastik sangat sulit terurai.

Dia mencerikan ketika tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti bermasalahan sehingga Pemkot Bandung harus membuka kembali TPA sementara di daerah Cicabe, Kota Bandung. Saat lahan tersebut digali, sampah plastik masih ada dan tercampur dengan tanah.

"Kita gali ternyata sudah bertahun-tahun sampah itu tidak bisa terurai. Artinya kalau sampah plastik ini terus kita produksi maka kita hanya menunggu waktu tiba saatnya syariatnya, menggali kuburan sendiri," kata Ema dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di kantor PT Pindad, Selasa (20/6/2023).

1. Jangan sekedar lakukan seremoni

Volume Sampah Plastik Tinggi, Sekda Bandung: Gali Kuburan SendiriIDN Times/Debbie Sutrisno

Ema menyebut selama ini perayaan hari lingkungan hidup seduia hanya menjadi sebuah seremoni belaka karena persoalan lingkungan termasuk sampah nyatanya masih jadi masalah yang juga tidak terselesaikan.

Berbagai kebijakan yang diikat melalui aturan baik Perda maupun Perwal tidak berdampak signifikan pada pengurangan sampah plastik di Kota Bandung. Harus ada kerja nyata di tingkat kewilayah menyadarkan masyarakat pentingnya mengurangi sampah rumah tangga sehingga tidak menimbulkan tumbuhan baik di TPS maupun TPA.

"Makanya kami mohon mari Renungkan ini bukan hanya bagi-bagi piala atau bagi-bagi penghargaan, tapi harus ada makna untuk hari esok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, dan untuk masa depan yang akan datang. Makanya berbijaklah kita memproduksi sampah," ujarnya.

2. Jangan lagi ada tragedi seperti di Leuwigajah

Volume Sampah Plastik Tinggi, Sekda Bandung: Gali Kuburan SendiriIDN Times/Debbie Sutrisno

Ema pun mengingatkan kepada masyarakat jangan sampai ada tragedi seperti yang terjadi di Leuwigajah pada 2005, di mana gunungan sampah rubuh dan menimbulkan korban jiwa. Maka kegiatan peringatan seperti ini harus dimaknai secara benar sehingga ada perbaikan ke depannya dalam memperbaiki lingkungan termasuk pengurangan sampah plastik.

Dia menyebut Pemkot Bandung telah mendorong implementasi Program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah) diterapkan di setiap rukun warga (RW) di Kota Bandung. Terbaru Pemkot Bandung sosialiasi Kang Pisman yang dihadiri total 1.568 RW.

Ema optimis penanganan sampah di Kota Bandung dapat dilakukan dengan baik. Ia berkaca pada contoh kawasan yang telah berhasil menangani masalah sampah. Seperti misalnya di RW 12 Maleer, di RW 02 Cipamokolan, dan di RW 7 Sarijadi.

"Saya yakin akan muncul Kawasan Bebas Sampah (KBS) baru, harapannya di seluruh Kawasan Kota Bandung Bisa Bebas sampah. Kontribusi masyarakat untuk menyelesaikan masalah sampah ini menjadi kunci. Kita lebih baik hidup dari sampah, daripada hidup jadi sampah," tuturnya.

3. Belajar dari Kabupaten Banyumas

Volume Sampah Plastik Tinggi, Sekda Bandung: Gali Kuburan SendiriIlustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Ema pun ingin mencontoh Kabupaten Banyumas yang berhasil mengurangi tumpuhan sampah untuk masuk ke TPA. Mereka mampu mengolah sampah organik dengan pemanfaatan magot, sedangkan sampah lainnya dijadikan RDF (Refuse Derived Fuel atau bahan bakar alternatif dari limbah sebagai pengganti batubara -red)

Hal ini yang sedang diterapkan di Pemkot Bandung sehingga sampah masyarakat bisa langsung diolah dari lingkungannya sendiri agar tidak menumpuk di TPS yang selama ini kewalahan.

Dengan adanya RW yang menjadi percontohan kawasan bebas sampah, praktik ini seharusnya bisa dilakukan di RW lainnya.

"Lingkungan di Bandung ini harus lebih baik hari demi hari," kata dia.

Baca Juga: Pemkot Bandung Bakal Larang Penggunaan Plastik di Swalayan dan Pasar

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya