Puluhan Pecinta Alam Demo ke Perhutani Usai Kerusakan di Ranca Upas

Tanaman bunga rawa di Ranca Upas rusak akibat motor trail

Bandung, IDN Times - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa pecinta alam Kota Bandung melakukan demonstrasi ke kantor Perhutani Divre II Jabar Banten. Aksi ini dilakukan pascakerusakan kawasan bunga rawa oleh aksi offroad motor trail pekan kemarin.

Penanggung jawab aksi, Dedi Kurniawan menuturkan, kerusakan kawasan hutan lindung akibat pelanggaran fungsi berupa kegiatan offroaf sepeda motor merupakan klimaks kekecawaan dan kemarahan para penggiat maupun pecinta alam di Jawa Barat. Sebab, pelanggaran dan perusakan kawasan hutan lindung sebenarnya bukan yang pertama kali.

"Kejadian seperti ini terus berulang. Alih-alih Perhutan menghentikan dan menindak berbagai pelanggaran, justru ereka menjadi bagian dari pelanggaran dan pengrusakan tersebut," kata Dedi, Senin (13/3/2023).

1. Meminta kegiatan offroad di kawasan hutan lindung tidak dilakukan lagi

Puluhan Pecinta Alam Demo ke Perhutani Usai Kerusakan di Ranca UpasKegiatan Rancaupas Camping Adventure Explore 2023 berakhir ricuh (tangkap layar)

Atas kejadian yang terus terulang, aliansi pecinta alam meminta Perhutani tak lagi memberi izin kepada pihak manapun untuk melakukan kegiatan offroad di kawasan hutan lindung. Karena dampak kerusakannya bisa dirasakan bukan hanya ekosistemnya melainkan juga masyarakat umum.

"Kami mendesak Perhutani untuk melarang seluruh aktivitas offroad di hutan lindung Jawa Barat," kata dia.

Selain itu, untuk kejadian kemarin aliansi menuntut pertanggungjawaban panitia, pengelola, hingga pihak terkait segera melakukan rehabilitasi kawasan ekosistem bunga rawa.

"Kami juga mendesak penegak hukum melakukan tindakan hukum sesuai perundangundangan yang berlaku," kata dia.

2. Kelastarian kawasan hutan lindung harus dirawat bersama

Puluhan Pecinta Alam Demo ke Perhutani Usai Kerusakan di Ranca UpasRanca Upas, Bandung (instagram.com/danutapr)

Aliansi pun, lanjut Dedi, berahrap pihak pengelola kawasan Ranca Upas segera melakukan upaya partisipatif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat agar bisa menjaga kelestarian kawasan hutan lindung. Pengelola wajib terbuka terkait data batasan kawasan kelola dan fungsi fungsi dalam batasan kelola yang seimbang antara perlindungan, pengawetan hingga pemanfaatan.

Di sisi lain, pengelola wajib melakukan sosialisasi dan penyadartahuan secara partisipatif, terkait status dan fungsi kawasan yang menjadi kelola (baik kelola bisnis maupun kelola perlindungan)

"Harus ada pemetaan partisipatif dalam rangka penataan kawasan di wilayah Ranca Upas dan sekitarnya. Sehingga bisa diketahui mana saja yang masuk zona perlindungan hingga pemanfaatan sesuai dengan potensinya," kata dia.

3. Perhutani akan evaluasi kegiatan di hutan lindung

Puluhan Pecinta Alam Demo ke Perhutani Usai Kerusakan di Ranca Upasarea camping Ranca Upas (instagram.com/ranca_upas)

Sementara itu, Kadivre II Jawa Banten Asep Dedi Mulyani mengatakan, setelah kejadian kemarin Perhutani telah melakukan evaluasi agar kasus serupa tidak terulang. Untuk itu sementara semua kegiatan di Ranca Upas dihentikan.

Bukan hanya di Ranca Upas, peninjauan kembali berbagai kegiatan dilakukan di kawasan ekowisata lainnya baik di Bandung Utara maupun Bandung Selatan.

"Kita akan menerapkan prosedur yang sama. Kami pun bakal melakukan pembenahan bagi di hutan produktif maupun hutan lindungnya. Saya menyambut baik energi ini karena tahu untuk mengelola hutan tidak bisa sendiri, tapi harus bersama," kata dia.

Baca Juga: Viral, Event Motor Trail Ranca Upas Rusak Bunga Edelweiss

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya