Meningkatnya Kasus COVID-19 di Bandung Akibat Warga Tak Disiplin 3M

Pengawasan dan penindakan dari aparat terasa minim 

Bandung, IDN Times - Peningkatan kasus orang positif terpapar COVID-19 meningkat tajam di Jawa Barat, hal ini pun tak terkecuali di Kota Bandung. Terdapat 32 kasus baru COVID-19 di Kota Bandung dalam satu hari. Kondisi tersebut disinyalir karena masyarakat Bandung belum begitu disiplin menerapkan protokol kesehatan ketika berada di ruang publik.

Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat, Noe Firman mengatakan, masyarakat nampaknya sudah mulai bosan menerapkan protokol kesehatan di tengah masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Di depan kantor kami saja di Jalan Asia Afrika tiap malam orang nongkrong. Yang sepedahan juga banyak mereka asik saja, bebas," ujar Firman dalam diskusi virtual IDN Times bertema News Room Behind teh Scene & Editorial Policy, Jumat (28/8/2020) malam.

1. Tidak mudah membiasakan diri dengan perilaku baru

Meningkatnya Kasus COVID-19 di Bandung Akibat Warga Tak Disiplin 3MSatpol PP memberi sanksi terhadap pelanggar PSBB di Jakarta (Instagram.com/satpolpp.dki)

Dia menuturkan, terkadang masyarakat masih merasa menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak atau tidak memakai masker hanya dilakukan di ruang terbuka saja. Padahal perilaku seperti ini seharusnya juga dilakukan di tempat tertutup seperti perkantoran.

Tingkat kesadaran akan virus yang masih rendah membuat orang enggan menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari. "Ini yang harus diingatkan terus agar kepatuhan jangan sampai dilonggarkan," ungkapnya.

Kehadiran petugas di ruang publik pun harus kembali dijalankan secara ketat dan berkala setiap harinya. Agar masyarakat tetap mematuhi aturan yang dijabarkan pemerintah pusat dan daerah.

2. Pelonggaran aktivitas di berbagai sektor pun menjadi permasalahan baru

Meningkatnya Kasus COVID-19 di Bandung Akibat Warga Tak Disiplin 3Minstagram.com/lettt_go

Hal yang tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus COVID-19 di Jabar adalah relaksasi berbagai sektor mulai dari wisata sampai industri. Di sektor pariwisata misalnya, sekarang sudah banyak orang yang datang ke Bandung dan sekitarnya untuk menghabiskan akhir pekan.

Mereka bisa warga yang ada dari Jawa Barat, atau bahkan sekitar DKI Jakarta. Kondisi tersebut jelas bisa membuat penyebaran virus semakin masif karena peningkatan kontak dan aktivitas warga di tempat wisata.

"Sebulan terakhir di Bandung saja pada akhir pekan sudah seperti normal (tidak ada pandemik). Aktivitas di jalanan pun Bandung ya macet juga karena banyak pendatang," papar Firman.

3. AKB membuat masyarakat kurang patuh dengan protokol kesehatan

Meningkatnya Kasus COVID-19 di Bandung Akibat Warga Tak Disiplin 3Munsplash.com/Max Bender

Menurut Firman, dengan adanya perubahan dari PSBB menjadi AKB memang membuat aktivitas masyarakat kembali meningkat dan perlahan mendorong perekonomian. Sayangnya, kondisi ini jelas tidak ada sejalan dengan keinginan untuk menekan kasus COVID-19.

Masyarakat yang bisa kembali bekerja di kantor membuat interaksi semakin tinggi, dan itu memudahkan virus corona menyebar dari satu orang ke orang lain. Di Gedung Sate saja yang menjadi kantor Gubernur Jabar, pasca AKB kegiatan mulai normal. Namun, setelah diketahui ada puluhan pekerja positif aktivitas di sana langsung dihentikan sementara.

"Jadi memang kebiasaan baru ini tidak bisa tumbuh dalam beberapa bulan dan menggantikan kebiasaan yang sudah puluhan tahun," ungkapnya.

Baca Juga: 526 Kasus Baru COVID-19 Terjadi di Jabar Dalam Satu Hari

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya