Makin Banyak Warga Bandung Mengadu Akibat Ikut Pinjol Selama Pandemik

Lebih baik pinjam uang lewat koperasi

Bandung, IDN Times - Perekonomian yang ambruk akibat pandemik membuat masyarakat kesulitan mencari penghasilan. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, tidak sedikit warga meminjam uang lewat aplikasi pinjaman online (pinjol).

Kepala Dinas KUKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman mengungkapkan, sejak pandemik COVID-19 terjadi kenaikan pengaduan yang didominasi korban pinjaman online. Sebagian besar dari mereka terpaksa meminjam karena untuk membuka usaha dan biaya hidup sehari-hari.

"Ada kenaikan pengaduan sebanyak 34 persen. Latar belakangnya karena untuk membuka usaham biaya hidup, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain," kata dia dalam Focus "Group Discusion (FGD) bertemakan 'Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Peran Satgas Antirentenir Kota Bandung" di Hotel Savoy Homann, Rabu (6/10/2021).

1. Pinjol jadi jalan pintas yang paling mudah

Makin Banyak Warga Bandung Mengadu Akibat Ikut Pinjol Selama PandemikPinjam Yuk

Atet mengakui, pandemik telah berdampak terhadap perekonomian masyarakat termasuk para pedagang kecil. sSehingga ada beberapa masyarakat yang memilih jalan pintas, salah satunya dengan meminjam ke rentenir dan pinjaman online.

Atas aduan ini, pihaknya akan melakukan bantuan termasuk mediasi agar warga yang terjerat pinjol tidak mengalami perlakukan tidak mengeenakan.

"Tindak lanjut dari pengaduan dilakukan mediasi dan advokasi, penyelesaian mandiri dan kemitraan," paparnya.

2. Renternir biasa marak di pasar tradisional

Makin Banyak Warga Bandung Mengadu Akibat Ikut Pinjol Selama PandemikIlustasi pinjol. Kredit Pintar

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengajak masyarakat untuk berperang melawan renternir. Orang pemberi pinjaman uang tunai dengan bunga yang sangat tinggi merupakan praktik ekonomi ilegal. Selama ini rentenir telah mengakar di kalangan masyarakat dan telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian masyarakat.

Praktik rentenir hingga saat ini paling marak ditemui di pasar-pasar tradisional. Mereka menyasar pedagang kecil hingga akhirnya banyak pedagang yang terlilit utang.

"Kita harus bergerak lebih cepat dari rentenir, melalui FGD ini diharapkan bisa menghasilkan strategi-strategi untuk mengatasi praktek rentenir, sehingga Kota Bandung bisa menjadi kota yang bersih dari rentenir" tuturnya.

3. Lebih baik meminjam uang lewat koperasi

Makin Banyak Warga Bandung Mengadu Akibat Ikut Pinjol Selama Pandemik

Menurutnya, saat ini rentenir sudah semakin canggih dan mereka mampu beradaptasi dengan zaman. Mulai dari berpura-pura membuka koperasi simpan pinjam padahal isinya praktik rentenir. Termasuk memanfaatkan teknologi digital atau kerap disebut pinjaman online (pinjol).

Wakil wali kota meminta Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) Kota Bandung agar mempersempit ruang rentenir salah satunya dengan menghidupkan kembali koperasi-koperasi simpan pinjam.

"Kita juga harus mendekatkan Bank Bandung dan aktif mempromosikan program kepada masyarakat seperti program pinjaman modal usaha. Ini bisa menjadi alternatif masyarakat dan lambat laun meninggalkan rentenir," harapnya.

Wakil wali kota mengingatkan agar memberi kemudahan proses pinjaman. Karena sejatinya rentenir memberi kemudahan dalam proses pinjaman sehingga hal itulah yang membuat masyarakat akhirnya terjebak.

"Rentenir bisa menagih setiap hari, dan bagi pedagang kalau dia ditagih sekaligus sebulan Rp100.000 rasanya mahal, tapi kalau sehari Rp5.000 dia mampu. Padahal jadinya Rp150.0000 (sebulan)," tuturnya.

"Jadi kuncinya, bagaimana kita bisa mengolektif tagihan per hari dan kemudahan proses pinjaman," tambahnya.

Baca Juga: Marak Pinjol Ilegal Berkedok Koperasi, Warga Diimbau Lebih Waspada

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya