Kasus COVID-19 Melonjak, Empat IGD Rumah Sakit di Bandung Tutup

Kalau sakit tidak terlalu parah lebih baik isolasi mandiri

Bandung, IDN Times - Kasus penularan virus corona di Kota Bandung terus melonjak. Banyaknya pasien positif yang mendatangi rumah sakit, serta minimnya fasilitas serta banyak tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19, membuat empat Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit ditutup sementara.

Kondisi itu diakui Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Menurut dia, setidaknya ada empat rumah sakit di Bandung yang fasilitas dan layanan IGD ditutup sementara menerima pasie COVID-19. Empat rumah sakit tersebut adalah RSUD Bandung, RS Edelweiss, RS Muhammadiyah, dan RS Rotinsulu.

"Saya juga baca di beberapa media ini alasannya karena ledakan orang bersamaan datang ke IGD. Faskenya segitu-gitu saja, nakesnya berkurang," ujar Yana, Senin (5/7/2021).

Untuk itu Yana pun mengimbau masyarakat yang terpapar COVID-19 atau merasa sakit tidak terlalu parah baiknya melakukan isolasi mandiri di rumah. Jangan langsung datang ke rumah sakit karena bisa membuat kondisinya semakin sesak.

1. Berharap pelayanan di rumah sakit tidak tutup

Kasus COVID-19 Melonjak, Empat IGD Rumah Sakit di Bandung TutupKondisi pasien COVID-19 di IGD RS PKU Bantul, 11 Januari 2021. Dokumentasi RS PKU Bantul

Menurutnya, saat ini fasilitas di rumah sakit memang semakin memprihatinkan karena banyak orang masuk untuk dirawat tapi kondisi sarana dan prasarana tidak memadai akibat lonjakan kasus. Meski demikian, Yana sangat berharap fasilitas kesehatan baik di rumah sakit maupun di puskesmas tidak ditutup untuk masyarakat yang ingin berobat.

"kalaupun ini (pasien penuh) ya dikurangi, termasuk di puskesmas ya dikurangi. Jadi contohnya di puskesmas klinik-klinik yang lain dikurangi, untuk pelayanan covid kita terus tingkatkan," kata Yana.

2. Suplai oksigen Yana hanya berharap pada pemerintah provinsi

Kasus COVID-19 Melonjak, Empat IGD Rumah Sakit di Bandung TutupIlustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Terkait dengan suplai oksigen yang minim ke sejumlah rumah sakit di Bandung, Yana menyebut Pemkot Bandung tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya hanya mampu mengajukan ke pemerintah pusat dan provinsi agar bisa mengatur regulasi dalam suplai oksigen ini.

"Ke industri untuk meningkatkan kapasitasnya, dan dia juga mungkin punya batas kemampuan produksi," papar Yana.

Saat ini harus ada skala prioritas lebih dulu di pabrik oksigen di mana dari 100 persen, misalnya, 90 persen bisa digunakan untuk medis dan 10 persen ke sektor lainnya.

3. Delapan daerah di Jabar sempat kekurangan suplai oksigen

Kasus COVID-19 Melonjak, Empat IGD Rumah Sakit di Bandung TutupAgen isi ulang tabung oksigen (IDN Times/Istimewa)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau masyarakat Jabar yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) untuk tidak berlomba-lomba menstok tabung oksigen. Meski sangat dibutuhkan setiap pasien, jangan sampai setiap pasein menimbun gas oksigen dalam jumlah berlebihan agar pasien lain bisa memanfaatkannya.

Dari data yang dihimpun, setidaknya terdapat delapan daerah yang mengalami kekurangan ketersediaan oksigen, yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Tasikmalaya.

"Kita dahulukan kepada rumah sakit yang menurut kajian dokter dia perlu menggunakan tabung oksigen. Kalau yang isoman berasumsi sendiri untuk cadangan dan lain-lain, nanti menimbulkan kewalahan suplai untuk rumah sakit yang lebih darurat," ujar Emil melalui siaran pers dikutip, Jumat (2/7/2021).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 30 Juni 2021, ketersediaan oksigen rumah sakit di 20 daerah di Jabar mencapai 108.455.132 liter. Sedangkan kebutuhan oksigen sekitar 103.937.438 liter.

4. Kasus aktif pasien positif COVID-19 di Kota Bandung capai 3.517 orang

Kasus COVID-19 Melonjak, Empat IGD Rumah Sakit di Bandung TutupIDN Times/Pusicovbandung

Kasus lonjakan pasien COVID-19 di Kota Bandung masih terjadi. Penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali yang baru berjalan 3 hari, nampaknya belum mampu menekan angka penularan virus corona di Kota Bandung.

Berdasarkan data dari laman Pusicov Bandung per Minggu(4/7/2021), kasus aktif pasien COVID-19 mencapai 3.517 orang atau bertambah 341 dibandingkan sehari sebelumnya. 

Bertambahnya kasus pasien aktif ini membuat angka kumulatif pasien terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah menjadi 25.976 orang atau naik 381 orang.

Di sisi lain, angka kematian akibat virus corona juga terus bertambah pada hari yang sama yakni sebanyak 34 orang. Sehingga, total kasus kematian akibat virus corona di Kota Bandung mencapai 617 orang.

Sementara, pasien sembuh hanya tercatat sebanyak 6 orang pada Minggu(4/7/2021). Meskipun, secara total pasien sembuh akibat COVID-19 mencapai 21.842 orang.

Baca Juga: Suplai Oksigen Jadi Masalah, Rumah Sakit Minta Pemerintah Turun Tangan

Baca Juga: Kehabisan Oksigen, RS Al Islam Tak Terima Pasien Sesak Napas

Baca Juga: Penuh! RSUD Bandung Tutup Layanan IGD untuk Pasien COVID-19 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya