Jelang Natal, Sejumlah Tokoh Agama di Bandung Gelar Silaturahmi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Menjelang perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar silaturahmi dengan para tokoh agama Katolik dan Protestan di Pendopo Kota Bandung, Kamis (23/12/2021).
Sejumlah tokoh agama yang hadir di antaranya Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Kota Bandung, Romo Agus OSC dan Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Setempat Kota Bandung (PGIS Kota Bandung), Pdt Yohan Purwanto.
Hadir pula Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana didampingi istri, Yunimar Mulyana serta Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna dan Siti Muntamah Oded.
Selain itu, hadir juga Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan, Kepala Kemenag Kota Bandung Tedi Ahmad Junaedi, Wakil Ketua Umum MUI Kota Bandung Asep Saeful Muhtadi, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung KH Ahmad Suherman, dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bandung.
Dalam pertemuan ini, Yana mengatakan, silaturahmi menjelang hari besar keagamaan adalah suatu kegiatan yang luar biasa. Selama ini telah dilakukan oleh almarhum Wali Kota Bandung, Oded M. Danial.
"Insya Allah kami sebagai penerus, tentu akan melanjutkan kegiatan-kegiatan silaturahmi yang sangat luar biasa ini," katanya," kata dia dikutip dari laman Humas Pemkot Bandung, Jumat (24/12/2021).
1. Kegiataan di masa Nataru harus berjalan baik dengan mengedepankan protokol kesehatan
Ia mengungkapkan, telah terbit Instruksi Menteri Dalam Negeri yang mengatur terkait penyelenggaraan kegiatan keagamaan, khususnya Natal dan Tahun Baru. Pemkot Bandung menindaklanjutinya dengan menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwal).
Dalam peraturan tersebut lebih mengutamakan kegiatan yang berlangsung secara hybrid agar protokol kesehatan dapat berjalan dengan baik.
"Tanpa mengurangi kehikmatan perayaan natal, kami mohon pengertian dari para pemuka agama dan seluruh umat Kristiani. Pembatasan ini semata-mata untuk mengantisipasi penyebaran virus COVID-19," ungkapnya.
Terutama varian omicron, lanjut Yana, hingga saat ini tidak ada di Kota Bandung dan mudah-mudahan ini tidak masuk ke Bandung.
2. Natal harus jadi momen untuk saling mengasihi
Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Kota Bandung, Romo Agus OSC menyampaikan tema Natal bersama tahun ini adalah Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan.
"Natal 2021 ini mengingatkan kita untuk saling mengasihi dengan segenap hati, dalam kasih persaudaraan yang tulus dan ikhlas, melalui tindakan bela rasa," katanya.
"Kami umat Katolik di pelosok dunia khususnya di Indonesia dan Kota Bandung dianjurkan untuk menjalin tali silaturahim dengan siapa pun tanpa pandang bulu. Untuk mewujudkan persaudaraan manusia, perdamaian dunia, dan hidup bersama," lanjutnya.
Ia pun berharap silahturahmi jelang perayaan hari keagamaan yang digagas Mang Oded bisa terus berlangsung. "Semoga dengan adanya acara ini, kita terus menjalin tali silaturahmi. Sehingga Kota Bandung menjadi rumah bersama bagi kita dan tercipta kerukunan, kedamaian dan persaudaraan sejati," harapnya.
3. Jangan lagi ada masyarakat yang intoleran atas perbedaan kepercayaan
Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Setempat Kota Bandung (PGIS Kota Bandung), Pdt Yohan Purwanto mengaku siap menyerukan khotbah tentang kedamaian, kerukunan, Bandung Damai Bandung Rukun.
"Karena kita tentu semua mencintai Kota Bandung. Sehingga segenap gereja terutama di dalam PGIS Kota Bandung akan bersinergi mewujudkan itu semua," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Bandung, Tedi Ahmad Junaedi menyatakan, pihaknya sedang gencar menguatkan moderasi (pengurangan kekerasan) beragama.
"Tentu ini harus tersosialisasikan kepada seluruh masyarakat, sehingga tidak ada lagi istilah intoleran, tidak ada lagi istilah radikalisme, tidak ada lagi istilah kekerasan, saling menyesatkan dan saling mengkafirkan," ujarnya.
"Mudah-mudahan dengan moderasi beragama ini semua pelaksanaan, perjalanan kehidupan beragama di Indonesia khususnya di Kota Bandung bisa terjaga dengan baik, terjaga silaturahminya dengan baik. Sehingga Kota Bandung tercipta sebagai Kota toleransi," harap Tedi.