Disdagin Bandung Lirik Toko Ritel untuk Tampilkan Produk UMKM

Pemasaran UMKM harus diperluas untuk tingkatkan ekonomi

Bandung, IDN Times - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung tengah berproses untuk menggandeng sejumlah toko ritel memberi ruang kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Program tersebut dilakukan untuk memberikan ruang pemasaran bagi produk UMKM hingga memiliki daya saing.

"Kemitraan dengan ritel seperti Borma, Yogya Group, Superindo, Transmart, Lottemart, Hypermart, sekarang sedang dalam proses pendaftaran," kata Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah, Senin (24/5/2021).

Sejauh ini Disdagin telah merangkul sebanyak 200 pelaku UMKM untuk difasilitasi agar produknya bisa dipajang di sejumlah toko ritel ternama.

1. Ruang untuk pemasaran UMKM juga tengah diperbanyak

Disdagin Bandung Lirik Toko Ritel untuk Tampilkan Produk UMKMIlustrasi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) (Dok. Angkasa Pura II)

Selain toko ritel, ia mengatakan pihaknya tengah berencana untuk menambah ruang bagi para UMKM di ruang publik yang strategis seperti bandara dan stasiun kereta api.

"Ada rencana besok pagi kita akan rapatkan persiapan dengan pt KAI, nanti kalau bandara menyusul," kata dia.

2. Sudah kerja sama dengan minimarket

Disdagin Bandung Lirik Toko Ritel untuk Tampilkan Produk UMKMrichedwardsimagery.wordpress.com

Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menggandeng toko moderen atau minimarket untuk memasarkan produk UMKM. Sebanyak 26 produk dari 20 UMKM binaan Disdagin yang telah dipajang di gerai minimarket yang tersebar di Kota Bandung. Sebagiannya pun ada yang juga dipasarkan di minimarket wilayah Jawa Barat.

"Ini salah satu bentuk aktualisasi bahwa kita inginkan ritel yang ada di Bandung memprioritaskan produk pelaku usaha kota Bandung," kata dia.

3. Indeks pertumbuhan ekonomi UMKM mulai membaik

Disdagin Bandung Lirik Toko Ritel untuk Tampilkan Produk UMKMPekerja memproduksi sepatu Tori berbahan kain tenun di Ruang Produksi Terampil Sejahtera, Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/8/2020). ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Aktivitas bisnis dan prospek pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) semakin membaik pada triwulan I 2021. Pemulihan ini memberikan sinyal positif makin pulihnya kondisi perekonomian nasional yang sempat tertekan akibat pandemi Covid-19.

Membaiknya kondisi pelaku UMKM, serta mulai bergeraknya roda perekonomian nasional, terekam jelas dalam publikasi BRI Micro & SME Index (BMSI) terbaru yang dapat diakses lewat tautan https://bri.co.id/bmsi. BMSI mencatat adanya kenaikan signifikan Indeks Aktivitas Bisnis (IAB), Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis (IEAB), dan Indeks Sentimen Bisnis (ISB) per triwulan I tahun ini dibandingkan periode sebelumnya (triwulan IV 2020).

BRI Micro & SME Index (BMSI) meningkat menjadi 93,0 dari kuartal sebelumnya di angka 81,5. Selain itu, pelaku UMKM juga makin optimis terhadap prospek usahanya yang ditunjukkan oleh indeks ekspektasi BMSI yang naik signifikan ke 128,0 dari 105,4 di kuartal sebelumnya. Sejalan dengan kenaikan BMSI dan ekspektasinya, persepsi pelaku UMKM juga meningkat terhadap perekonomian secara umum. Indeks Sentimen Bisnis (ISB) pelaku UMKM meningkat signifikan ke 115,5 dari 90,2 pada kuartal sebelumnya.

Kenaikan ketiga indeks, yaitu IAB, IEAB, dan ISB menunjukkan mulai berputarnya aktivitas UMKM di lapangan, tingginya optimisme mereka atas kondisi yang lebih baik ke depannya, serta terjaganya pandangan positif pelaku usaha terhadap kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian secara umum.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa mulai pulihnya UMKM sebagai penggerak utama roda perekonomian Indonesia, merupakan pertanda positif. 

“Berdasarkan riset BMSI terbaru dari BRI Research Institute, kami optimis ke depannya perbaikan kondisi ekonomi bisa semakin cepat terjadi, dan status resesi akibat pandemi segera berakhir di Indonesia. BRI akan terus mendorong UMKM sebagai penggerak pada proses pemulihan ini,” ujar Sunarso.

Optimisme yang tergambar melalui riset tersebut disebabkan sejumlah hal. Pertama, meningkatnya aktivitas masyarakat karena infeksi baru dan kasus aktif Covid-19 terus turun, di tengah makin meluasnya vaksinasi. Kedua, naiknya produksi sejumlah barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Imlek pada Februari lalu, dan menjelang Idul Fitri pada pertengahan Mei ini.

Ketiga, terjadinya panen raya di sejumlah daerah yang mendorong kenaikan harga komoditas. Terakhir, perbaikan kondisi terjadi akibat relaksasi dari pemerintah kepada pengusaha sektor properti dan relaksasi pembelian rumah baru.

Baca Juga: Upaya UMKM untuk Bertahan di Pasar Global dengan Go Digital

Baca Juga: Cara UMKM Perluas Pangsa Pasar Lewat Platform e-Commerce Lokal

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya