Dia yang Berjuang Mencari Nafkah di Tengah Umur yang Tak Lagi Muda

"Saya kena PHK karena dianggap sudah tak mampu bekerja"

Bandung, IDN Times - Waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB, ketika Hendra berkeliling dengan kendaraan yang terhenti di perempatan jalan Tamblong-Asia Afrika, Kota Bandung. Mengenakan kemeja putih, jelana jeans, topi hitam, dan sepatu kets, Hendra tak henti menawarkan dagangannya.

Sesekali dia berhenti, hanya menyodorkan air mineral sambil duduk di kursi pinggir jalan. Siapa tau ada yang memanggil membeli air mineral, begitu katanya.

Sayang, pengendara mobil dan motor hanya memandangnya, tanpa mengindahkan dagangan yang dibawa Hendra. Setengah jam sudah dia tak mendapatkan pembeli, tapi Hendra tetap tersenyum sembari melirik ke kanan dan ke kiri, melihat mobil atau motor yang melintas di depannya.

Tiga tahun sudah Hendra berjualan menggunakan sepeda. Usianya yang memasuki 63 tahun tak membuatnya putus asa mencari penghasilan untuk sekadar makan dan membayar uang kontrakan. Mengayuh sepeda dari Cibaduyut, Kabupaten Bandung, setiap pagi tak membuatnya putus semangat.

"Ya saya bisanya jualan seperti ini. Butuh buat makan sama bayar sewa (kontrakan), jadi kita tetap harus usaha apapun lah pokoknya asal gak minta-minta," ujar Hendra ketika berbincang dengan IDN Times, Kamis (9/11/2021).

1. Usia membuatnya tersingkirkan dari pekerjaan

Dia yang Berjuang Mencari Nafkah di Tengah Umur yang Tak Lagi MudaIlustrasi Pengangguran akibat terkena PHK (IDN Times/Arief Rahmat)

Pandemik COVID-19 memberikan dampak buruk pada berbagai sektor, termasuk lapangan kerja. Bukan hanya sektor formal, non-formal pun terkena imbas pagebluk ini.

Pun kondisi itu dirasakan Hendra. Sebelum berjualan seperti sekarang, dia sebenarnya sempat bekerja secara berpindah-pindah, mulai dari perhotelan hingga jadi manager peternakan ayam di Kabupaten Bandung.

Namun takdir memang belum memihaknya mendapat pekerjaan berpenghasilan besar. Di perusahaan peternakan ayam dia harus didepak karena sang pemilik memilih mempekerjakan saudara sendiri.

Tak ada pilihan, Hendra kemudian mendapat pekerjaan dari sebuah yayasan untuk mengurus orangtua yang sakit hingga mental yang sudah kurang baik.

"Tapi karena umur saya yang disebut sudah tidak bisa bekerja, saya kemudian diberhentikan. Tidak pernah dipanggil yayasan lagi. Mereka inginnya anak muda, padahal saya punya pengalaman dan lebih sabar menjaga mereka (orangtua yang sakit)," kata Hendra.

Sempat mencari pekerjaan non-formal lainnya, tak ada yang mau menerima Hendra. Dengan usia yang dianggap usah tak lagi muda, tekad Hendra untuk mencari nafkah tersendat.

2. Ikhlas bekerja apa saja asal bisa bertahan hidup

Dia yang Berjuang Mencari Nafkah di Tengah Umur yang Tak Lagi MudaIDN Times/Debbie Sutrisno

Di umur yang tak lagi muda, Hendra memang tidak berkeinginan banyak. Dia hanya mau bekerja untuk mendapat uang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kehidupan keluarganya tak mulus amat. Menikah dengan seorang janda yang membawa satu anak, sang istri justru meninggalkanya. Beruntung anak tersebut lebih memilih tinggal dengan Hendra.

Umur anak Hendra saat ini 21 tahun. Di usianya tersebut, sang anak tidak mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Dia harus ikut berjualan agar uang bulanan yang didapat bisa cukup untuk mereka berdua.

"Anak saya dagang juga kadang jualan snack, kadang keliling jual air mineral atau kopi. Gak ada modal, jadi jualan sebisanya saja," kata dia.

Menurutnya, pekerjaan sebagai penjual air mineral bisa jadi sudah menjadi takdirnya yang paling baik di mata Tuhan. Kerap kena tipu saat bekerja, membuat dia lebih memilih berdagang.

"Saya pernah jualan makanan kaya nasi goreng, aneka camilan, snack, sampai kopi dan rokok keliling juga. Pokoknya kerja apa saja lah asal ada hasilnya. Jualan air gini juga suka ada saja rezeki lain yang datang dari orang," kata Hendra.

Meski pendapatanya tak menentu, Hendra tetap yakin usaha yang dilakukan bisa membuahkan hasil. Yang terpenting, baginya, dia masih tetap membawa uang ke rumah berapapun besarnya.

3. Masih punya mimpi yang ingin diwujudkan

Dia yang Berjuang Mencari Nafkah di Tengah Umur yang Tak Lagi MudaIlustrasi Barber Shop (IDN Times/Mardya Shakti)

Meski menikmati berjualan air mineral, Hendra masih punya mimpi yang ingin diwujudkan. Dia masih mengumpulan uang untuk belajar menjadi tukang cukur.

Pekerjaan ini dianggap tidak terlalu merepotkan dengan usianya sekarang. Mata yang masih tajam dan tangan sigap dirasa cukup menjadikannya tukang cukur rambut.

"Kalau gak salah belajarnya itu Rp1,5 juta. Ya masih coba kumpulin uang aja siapa tahu bisa. Pernah mau belajar online gitu (di Youtube), eh HP (handphone) malah diambil teman anak saya. Sering banget sialnya saya," kata dia.

Hendra mengatakan, meski menjadi tukang cukur, dia tetap ingin berjualan makanan atau snack yang pernah digelutinya. Artinya, ketika dia membuka tempat cukur rambut, ia ingin menyiadakan sudut khusus menyimpan makanan yang dibuat dia dan anaknya.

"Semoga mimpi saya ini bisa segera terwujud. Pasti ada jalannya, asal kita usaha," ujar Hendra.

Baca Juga: Pengangguran Terbuka di Kota Bandung Meningkat 3 Persen

Baca Juga: Cerita Firman, Bangkit Usai Kena PHK Akibat Pandemik

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya