Demo Tolak PPKM di Bandung Rusuh, Polisi Amankan 150 Orang 

Mereka melakukan pengrusakan dan tidak terapkan prokes COVID

Bandung, IDN Times - Kepolisian meringkus 150 orang yang melakukan demontrasi penolakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Bandung. Pendemo yang diamakan ini disebut merusak berbagai fasilitas umum serta melakukan penutupan jalan sehingga menggangu aktivitas masyarakat.

Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan, demontrasi ini berawal dari ajakan di media sosial kepada masyarakat khususnya mahasiswa, pengendara ojek online (ojol) dan pedagang kaki lima (PKL). Dari poster yang tersebar tersebut ratusan massa dari berbagai elemen kemudian datang ke Balai Kota Bandung melakukan aksi dengan tuntutan agar PPKM di Kota Kembang dihentikan.

Usai berorasi, masa terpecah antara mahasiswa, PKL, dan ojol. Para pelaku PKL dan ojol membubarkan diri, sedangkan ratusan mahasiswa dan pelajar yang mayoritas menggunakan baju berwarna hitam bergerak menuju Gedung Sate.

"Sebelum sampai ke Gedung Sate mereka melakukan penutupan jalan juga merusak sekitar 60 pot. Kami membubarkan agar Bandung bisa kondusif dan jalan bisa digunakan masyarakat umum," ujar Ulung, Rabu (21/7/2021).

1. Massa juga tidak mematuhi protokol kesehatan

Demo Tolak PPKM di Bandung Rusuh, Polisi Amankan 150 Orang IDN Times/Debbie Sutrisno

Selain melakukan aksi anarkis, massa ini pun banyak yang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak. Padahal penyebaran virus corona bisa saja terjadi pada kerumunan massa tersebut.

Untuk menjaga Bandung tetap aman kepolisian kemudian melakukan penangkapan terhadap 150 orang baik mahasiswa, pelajar SMA/SMK/sederajat, serta pelajar SMP.

"Setelah kami lakukan pengetesan dengan swab antigen ternyata ada tiga orang yang reaktif. Ini belum semuanya dites. Mereka melakukan kerumunan yang rawan seolah tidak ada COVID-19, dan tidak memaksi masker," katanya.

2. Lima orang diduga membawa bom molotov

Demo Tolak PPKM di Bandung Rusuh, Polisi Amankan 150 Orang IDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam pemeriksaan oleh kepolisian, lanjut Ulung, ternyata ada juga massa yang membawa bom molotov dalam tasnya. Ada lima orang yang membawa barang ini untuk kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dia memprediksi bahwa aksi ini ditunggangi pihak tertentu yang ingi membuat kondusi di Bandung keos. Itu bisa dilihat dari adanya barang berbahaya yang dibawa oknum massa pada saat aksi.

"Provokator ini akan kita cari. Ajakan di media sosial itu siapa membuat dan menyebarkan," paparnya.

3. Pedagang hingga Ojo protes PPKM diperpanjang

Demo Tolak PPKM di Bandung Rusuh, Polisi Amankan 150 Orang IDN Times/Debbie Sutrisno

Sebelumnya, ratusan orang terdiri dari pedagang, pengemudi ojek online (ojol), hingga mahasiswa turun ke jalan menyuarakan penolakan perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 25 Juli 2021. Penolakan ini karena kebijakan tersebut sangat merugikan dari segi ekonomi.

Salah satu pedagang yang berjualan di mal Bandung Electronik City (BEC), Putra (28) mengatakan, dia sangat merugi dengan pemberlakukan PPKM yang berlangsung pada 3 Juli hingga 20 Juli. Sebab, para pedagang tidak bisa berjualan sehingga tidak ada pemasukan sama sekali.

"Kami dirugikan. Kontrakan tetap harus dibayar dan tidak ada keringanan. Apakah ini solusi? Ada aturan harusnya ada solusi. Istri dan anak saya harus makan," ujar Putra saat ikut demo di depan Balai Kota Bandung, Rabu (21/7/2021).

Dia pun mengkritisi pemerintah yang tidak menyalurkan bantuan sosial (bansos) secara menyeluruh. Bansos yang ada tidak didapat semua warga terdampak pandemik COVID-19, padahal PPKM yang dilakukan sudah merugikan pelaku usaha kecil.

Menurutnya, pejabata pemerintah yang memerintahkan adanya PPKM Darurat bisa tenang karena masih digaji oleh negara. Sedangkan pelaku usaha dan pekerja informal lainnya harus kerja keras mencari sesuap nasi.

"Kudu lihat ke bawah. Dulu dipilih ku rakyat, sekarang mana janjinya. Budak cerik hayang jajan (anak nangis ingin jajan), emang ganpang cari duit," pungkasnya.

Sementara itu salah satu pengendara ojol yang ikut aksi, Galih Azwa berharap pemerintah segera meniadakan PPKM. Aturan yang berlaku membuat pengemudi ojol sulit dapat orderan baik penumpang maupun makanan.

Akibat kebijakan itu pula yang memberlakukan penyekatan, banyak ojol yang kurang mendapat pemasukan. Sebab pengemudi harus berkeliling ketika mengantar makanan atau penumpang.

"Biasa saya bisa dapat Rp100 per hari, sekarang paling banyak Rp30 ribu. Bensin juga jadi lebih banyak keluar karena muter-muter cari jalan ditutup semua," kata dia.

Baca Juga: Pedagang, Ojol, hingga Mahasiswa di Bandung Demo Tolak PPKM

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya