ASN Balai Kota Bandung Gelar Salat Istisqa di Bawah Terik Matahari

Mereka berharap agar hujan bisa segera turun

Bandung, IDN Times - Puluhan aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di Balai Kota Bandung melaksanakan salat Istisqa di bawah terik matahari. Mereka berkumpul di halaman balai kota sekitar pukul 10.00 WIB untuk meminta turun hujan kepada Allah SWT.

Karena cuaca yang sangat terik hari ini, Senin (9/10/2023), tidak sedikit ASN yang membawa payung ketika duduk di halaman balai kota sembari menunggu salat dilaksanakan. Bahkan ada beberapa ASN yang memilih salat di bawah naungan pohon besar agar bisa lebih teduh ketik melaksanakan ibadah.

Sekretaris Daerah Ema Sumarna mengatakan, Salat Istisqa merupakan ikhtiar Pemkot Bandung agar hujan bisa segera turun. Sebab, masyarakat Kota Bandung sudah sangat kesulitan mendapat suplai air untuk minum maupun mandi karena kondisi air sumur dan PDAM sudah sangat minim.

"Kita memohon ampunan dan memohon ke Allah, musim kemarau sekarang cukup panjang dan kita merasakan banyak sekali penderitaan yang dirasakan," kata Ema usai ikut melaksanakan Salat Istisqa.

1. Kebutuhan air Kota Bandung tergantung serapan di daerah penunjang

ASN Balai Kota Bandung Gelar Salat Istisqa di Bawah Terik MatahariIlustrasi penyaluran air bersih.ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Ema menuturkan, Kota Bandung yang berada di kawasan cekungan sangat tergantung dengan kondisi suplai air dari daerah lainnya, seperti Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Ketika serapana air di daerah-daerah tersebut minim maka ketersediaan air baku untuk PDAM Kota Bandung pun surut.

"Kalau disebut kekeringan seperti daerah lain tidak, tapi persoalan air minum, air baku juga terbatas. PDA ini kan tergantung daerah lain, kalau daerah lain tidak ada bisa dibayangkan (PDAM kurang air)," kata Ema.

2. Sudah banyak warga Bandung minta bantuan suplai air putih

ASN Balai Kota Bandung Gelar Salat Istisqa di Bawah Terik MatahariIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung Teddy Rusmawan meminta agar PDAM dan Pemkot Bandung bisa memberikan bantuan suplai air bersih ke warga yang membutuhkan. Sejauh ini sudah ada beberapa titik pemukiman warga yang juga meminta bantuan ke DPRD agar bisa mendapat suplai air bersih.

"Bantu warga yang memang sangat rawan," kata dia.

Teddy pun mendorong PDAM Tirtawening untuk menjalin kerja sama dengan pihak manapun agar bisa menyediakan suplai air lebih banyak bagi warga. Walaupun jangan sampai kerja sama itu nantinya membebani warga yang selama ini menjadi pelanggan PDAM.

3. Banyak daerah di Jabar sudah kekeringan

ASN Balai Kota Bandung Gelar Salat Istisqa di Bawah Terik MatahariIlustrasi lahan sawah mengalami kekeringan. (ANTARA FOTO/Jojon)

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar) mencatat 15 kabupaten/kota di Jabar kini mulai terdampak kekeringan akibat kemarau panjang yang kini masih terjadi. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar Hadi Rahmat mengatakan 15 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan di antaranya Bogor, Sukabumi, Garut, Bandung Barat, Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang, Cirebon hingga Pangandaran.
Sedangkan jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih berjumlah 156 desa di Jabar.

"Kabupaten Bogor jadi wilayah yang paling merasakan dampak kekeringan saat ini. Disana ada 71 desa dengan 27.299 kepala keluarga (KK) yang mengalami kesulitan air bersih. Sedangkan Sukabumi, jadi daerah berikutnya yang juga terdampak. Di Sukabumi, ada 7.399 KK yang mengalami kesulitan air bersih," jelasnya, Kamis, 7 September 2023.

Menurut Hadi, untuk membantu warga yang kekurangan air, BPBD Jabar mulai mendistribusikan bantuan air bersih. Di Jabar warga yang terdampak dan kekurangan air bersih ada 51.607 KK. Bantuan air bersih telah disalurkan sebanyak 1.427.480 liter pada semua daerah yang kekeringan.

Selain kekeringan, kemarau menyebabkan sejumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi.

"Hingga saat ini, ada 313,9 hektare lahan yang terbakar, wilayah lahan pertanian yang terdampak kebakaran hutan paling luas ada di Kabupaten Kuningan sebanyak 165,2 hektare," ungkapnya.

Baca Juga: Air Sungai di Bekasi Hitam, Pemprov Jabar Cari Pelaku Pembuang Limbah

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya