8 Daerah di Jabar Kekurangan Stok Oksigen untuk Pasien COVID-19

Tolong gas oksigen jangan ditimbun yah! Saling berbagi

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau masyarakat Jabar yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) untuk tidak berlomba-lomba menstok tabung oksigen. Meski sangat dibutuhkan setiap pasien, jangan sampai setiap pasein menimbun gas oksigen dalam jumlah berlebihan agar pasien lain bisa memanfaatkannya.

Dari data yang dihimpun, setidaknya terdapat delapan daerah yang mengalami kekurangan ketersediaan oksigen, yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Tasikmalaya.

"Kami dahulukan kepada rumah sakit yang menurut kajian dokter dia perlu menggunakan tabung oksigen. Kalau yang isoman berasumsi sendiri untuk cadangan dan lain-lain, nanti menimbulkan kewalahan suplai untuk rumah sakit yang lebih darurat," ujar Emil melalui siaran pers dikutip, Jumat (2/7/2021).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 30 Juni 2021, ketersediaan oksigen rumah sakit di 20 daerah di Jabar mencapai 108.455.132 liter. Sedangkan kebutuhan oksigen sekitar 103.937.438 liter.

1. Stok oksigen akan dikirim dari daerah yang surplus

8 Daerah di Jabar Kekurangan Stok Oksigen untuk Pasien COVID-19Ilustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Provinsi Jabar saat ini fokus memperbaiki manajemen distribusi oksigen ke rumah sakit-rumah sakit di Jabar. Sebab, ada daerah yang mengalami defisit, tapi ada daerah yang surplus oksigen.

Emil pun telah menginstruksikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana untuk menyusun manajemen suplai oksigen bagi rumah sakit-rumah sakit di Jabar.

"Neraca antardaerah sedang kami perbaiki. Jadi secara provinsi memadai, tapi kalau ada satu daerah yang mengalami kekurangan, kita ambil dari daerah yang punya keluangan suplai oksigen," katanya.

2. Pemkot Bandung waspadai adanya spekulan gas oksigen

8 Daerah di Jabar Kekurangan Stok Oksigen untuk Pasien COVID-19Ilustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Sebelumnya, Wali Kota Bandung Oded M Danial tak menampik bahwa ada kelangkaan gas oksigen. Bahkan, dia sempat mendapat informasi kekurangan ini dari teman terdektanya.

Ini terjadi saat anak temannya harus cuci darah di rumah sakit dan positif terpapar COVID-19. Ketika membutuhkan gas ternyata di rumah sakit tersebut tidak ada karena kehabisan.

"Saya sebagai wali kota coba carikan oksigen itu. Jadi betul di lapangan seperti itu (kelangkaan gas oksigen)," kata Oded.

Dia pun sudah menginstruksikan kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian agar bisa mengecek kondisi ini dan mengupayakan agar gas oksigen tidak kehabisan di lapangan.

3. Kenaikan permintaan gas mencapai 100 persen lebih

8 Daerah di Jabar Kekurangan Stok Oksigen untuk Pasien COVID-19Ilustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Penjualan gas oksigen untuk masyarakat yang terpapar COVID-19 dan melakukan isolasi secara mandiri meningkat. Setiap harinya banyak warga mencari tabung gas oksigen maupun isi ulang yang akan diberikan kepada pasien terpapar virus corona.

Salah satu tempat penjualan gas oksigen yang diburu masyarakat adalah Restu Fadhil Gas di Jalan A.H Nasution. Berlokasi di dekat Lapas Suka Miskin, penjual gas oksigen ini sudah didatangi pembeli sejak pagi hari. Hingga siang warga yang membawa tabung gas satu m3 terus berdatangan.

Wulan Suciati pegawai depot ini mengatakan, sejak pandemik COVID-19 jumlah penjualan memang meningkat lebih dari 100 persen. "Biasa harian kita jual paling sampai 10-15 tabung. Sekarang sampai 100 persen. Biasa jual 100 sampai 200 tabung gas isi ulang," ujar Wulan ditemui di tempat isi ulang, Senin (28/6/2021).

Jumlah ini belum dengan penjualan yang dilakukan ke toko kesehatan seperti apotik di Bandung. Jumlahnya bisa puluhan setiap hari.

Baca Juga: PPKM Darurat di Jabar, Mal dan Tempat Ibadah Ditutup

Baca Juga: Cerita Dokter COVID-19, Berangkat ke RS Bak Nyebrang Shiratal Mustaqim

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya