11 Indikator Ini yang Sebabkan Kota Bandung dan KBB Masuk Zona Merah

Masih gak percaya sama penilaian Satgas COVID-19?

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak terima dengan pernyataan Pemprov Jabar bahwa daerahnya masuk zona merah penyebaran COVID-19. Mereka mengklaim kondisi di daerahnya masih aman dan tidak layak masuk dalam kategori zona tersebut.

Ketua Harian Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat, Daud Achmad menuturkan, kedua pemerintah daerah ini seharusnya bisa menerima hasil penilaian yang dilakukan Pemprov Jabar. Sebab, penilaian tersebut sudah sesuai dengan yang digunakan Satgas Pemerintah Pusat.

"Ada 11 indikator terkait dengan tiga hal. di mana 4 indikator aspek epidemologi, 4 indikator survaillance, dan 3 indikator fasilitas yankes (pelayanan kesehatan)," ujar Daud ketika dihubungi IDN Times, Selasa (6/10/2020).

1. Berikut perhitungan indikator yang dipakai gugus tugas pemerintah pusat

11 Indikator Ini yang Sebabkan Kota Bandung dan KBB Masuk Zona MerahTenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) mengambil tes swab dari pekerja pabrik tepung, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di desa Moriya pinggiran kota Ahmedabad, India, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Dikutip dari laman covid19.go.id peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator-indikator yang digunakan sebagai berikut:

A. INDIKATOR EPIDEMIOLOGI

1) Penurunan jumlah kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
2) Penurunan jumlah kasus suspek pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
3) Penurunan jumlah meninggal kasus positif & probable pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
4) Penurunan jumlah meninggal kasus suspek pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
5) Penurunan jumlah kasus positif & probable yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
6) Penurunan jumlah kasus suspek yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar ≥50% dari puncak
7) Persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif & probable
8) Laju insidensi kasus positif per 100,000 penduduk
9) Mortality rate kasus positif per 100,000 penduduk
10) Kecepatan Laju Insidensi per 100,000 penduduk

B. INDIKATOR SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

1) Jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir
2) Positivity rate rendah (target ≤5% sampel positif dari seluruh orang yang diperiksa)

INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN

1) Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS
2) Jumlah tempat tidur di RS Rujukan mampu menampung s.d >20% jumlah ODP, PDP, dan pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS

C. SUMBER DATA

1. Data kasus positif dan pemeriksaan laboratorium berdasarkan data surveilans Kementerian Kesehatan.

2. Data pasien ODP, PDP, dan kapasitas pelayanan RS didapatkan berdasarkan data RS Online di bawah koordinasi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

2. Ada kenaikan cukup signifikan di Bandung pekan kemarin

11 Indikator Ini yang Sebabkan Kota Bandung dan KBB Masuk Zona MerahDok.IDN Times/Istimewa

Berdasarkan aplikasi Pikobar Jabar, terjadi kenaikan yang cukup tinggi seminggu terakhir di Kota Bandung. Pada 29 September terdapat 7 kasus baru COVID-19.

Angka ini kemudian naik di mana pada 30 September diitemukan 33 kasus baru. Sempat turun sehari berikunya, penambahan kasus kembali mencuat di mana pada 2 Oktober ada penambahan kasus baru mencapai 74.

Angka ini belum terlalu melandai karena dalam tiga hari setelahnya ada penambahan kasus beturut-turut, yaitu 13 kasus, 47 kasus, dan 23 kasus.

Sementara keterisian tempat tidur di rumah sakit yang menangani COVID-19 pun naik. Di mana sebelumnya dari 248 tempat tidur ada keterisian mencapai 48,62 persen, sekarang menjadi 50,20 persen.

3. Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Bandung Barat

11 Indikator Ini yang Sebabkan Kota Bandung dan KBB Masuk Zona MerahDok.IDN Times/Istimewa

Sementara itu, di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dalam sepekan terakhir ada kenaikan kasus baru mencapai 75. kenaikan paling signifikan terjadi pada 1 Oktober di mana ditemukan 48 kasus baru di daerah ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani mengatakan masuknya Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat menjadi zona merah atau kawasan risiko tinggi penyebaran COVID-19, karena adanya pergerakan yang tinggi dan aktivitas di sektor pariwisata.

Kemungkinan besar penyebaran di sektor pariwisata tersebut disebabkan wisatawan dari kawasan Jabodetabek yang masih berkunjung ke Bandung dan KBB yang menjadikannya sebagai objek wisata favorit.

"Penyebabnya dari sektor wisata dari luar daerah, kemungkinan besar dari daerah Jabodetabek, seperti halnya yang lain," kata Berli, Senin (5/10/2020).

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M: Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan, atau jaga jarak fisik, dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Bandung Zona Merah, Ini Daftar Wilayah dengan Kasus COVID-19 Tertinggi

Baca Juga: Potensi Penularan Tinggi, Kota Bandung Kini Masuk Zona Merah COVID-19

Baca Juga: Disebut Zona Merah, Oded: Kalau Bandung Gawat, Saya Sudah Bertindak! 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya