Melawan Stigma! Pesona Pedagang Cilok di Cililin KBB Curi Perhatian

Iin mendobrak standarisasi perempuan dengan dagang cilok

Bandung Barat, IDN Times - Muda, berparas menarik dan tidak gengsian mungkin hal itu cocok disematkan pada Iin Kurniasih (25 tahun), seorang pedagang cilok di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang viral belakangan ini.

Iin merupakan ibu dari satu orang anak asal Kampung Sukatani, RT 02 RW 05 Desa Cililin, Kecamatan Cililin, KBB. Sosok Iin mencuri perhatian setiap pengendara yang melintas maupun warga sekitar lantaran profesi Iin dinilai tidak lumrah dilakukan oleh perempuan.

1. Dagang cilok sejak empat bulan lalu

Melawan Stigma! Pesona Pedagang Cilok di Cililin KBB Curi PerhatianIin Kurniasih pedagang cilok yang melawan stigma perempuan dengan dagang cilok. (IDN Times/Bagus F)

Pandemik COVID-19 memaksa Iin harus lebih kencang memeras keringat demi memenuhi kebutuhan anaknya. Kebutuhan ekonomi keluarganya itu mendorong Iin keluar dari pakem-pakem normalnya perempuan seusia dia.

Iin memilih mendorong gerobak cilok keliling Kecamatan Cililin. Berbekal tas selempang dan gerobak dagangannya, Iin melenggang melintasi perempuan seusianya dengan senyum ramah.

"Dagang cilok ini sejak empat bulan lalu. Kelilingnya sekitar Kecamatan Cililin, ke tempat rame. Tapi kalau sore biasanya stand by di depan Kantor Pos Cililin," kata Iin saat ditemui, Rabu (17/2/2021).

2. Perempuan bukan hanya dapur-sumur-kasur

Melawan Stigma! Pesona Pedagang Cilok di Cililin KBB Curi PerhatianIin Kurniasih pedagang cilok yang melawan stigma perempuan dengan dagang cilok. (IDN Times/Bagus F)

Urat gengsinya sengaja ia putus demi mendulang rupiah dari jajanan jalanan itu. Iin adalah satu dari sekian perempuan yang mendobrak standarisasi perempuan. Iin seakan membantah bahwa perempuan tidak hanya dapur-sumur-kasur.

"Ngapain gengsi. Yang penting kan rejekinya halal. Lagian saya cari uangnya juga untuk kebutuhan anak saya sendiri," ujar Iin.

3. Tetap menjadi ibu rumah tangga yang tak lupa kewajiban

Melawan Stigma! Pesona Pedagang Cilok di Cililin KBB Curi PerhatianIin Kurniasih pedagang cilok yang melawan stigma perempuan dengan dagang cilok. (IDN Times/Bagus F)

Sebagai seorang perempuan yang merangkap seorang ibu rumah tangga, Iin juga tak lupa soal kewajibannya sebagai istri. Dari buah pernikahannya, Iin dikaruniai satu orang anak perempuan yang kini sudah berusia 8 tahun.

"Nikah udah sejak 10 tahun lalu, suami juga sama dagang cilok. Kalau anak udah 8 tahun," kata Iin.

4. Kerja kolektif dengan suami untuk penuhi kebutuhan keluarga

Melawan Stigma! Pesona Pedagang Cilok di Cililin KBB Curi PerhatianIin Kurniasih pedagang cilok yang melawan stigma perempuan dengan dagang cilok. (IDN Times/Bagus F)

Empat bulan lalu, suami Iin memutuskan untuk berhenti dari profesi tukang bangunan. Iin bersepakat dengan suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan berdagang cilok. Secara kolektif, Iin dan suami berjualan cilok keliling dengan gerobak masing-masing di sekitar Kecamatan Cililin.

Setiap harinya Iin berkeliling di sekitaran Cililin mendatangi titik-titik yang ramai. Jika ciloknya sedang laris, Iin bisa menjualnya hingga 500 sampai 600 biji. Namun jika sedang sepi, cilok yang ia jual dalam sehari hanya sekitar 300 biji.

"Hasilnya dibagi dua sama kakak. Misalnya saya Rp 200 per biji, kakak saya Rp 300," tukas Iin.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya