Haru! Keluarga Lepas Kepergian Sopir Bus Kecelakaan Maut di Sumedang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Suasana haru menyelimuti kediaman almarhum Yudiawan, sopir bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Wado-Malangbong, Kabupaten Sumedang pada Rabu 10 Maret 2021 kemarin.
Di lorong gang di kawasan Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, tangis dari sang istri pecah sejadi-jadinya. Yudiawan pergi meninggalkan istri dan dua orang anak.
1. Yudiawan dimakamkan di TPU Cikutra, Kota Bandung
Lorong gang rumah duka dipenuhi para peziarah yang sengaja hadir. Kerabat dan tetangga satu per satu pun datang untuk mengucapkan belasungkawa kepada keluarga.
Sejumlah anggota keluarga pun bersiap memakamkan Yudiawan di TPU Cikutra, Kota Bandung pada Kamis 11 Maret 2021 sore. Keluarga mau tak mau harus ikhlas melepas kepergian Yudiawan.
2. Keluarga tahu kabar dari media sosial
Deni, kakak kandung Yudiawan mengaku cukup kaget mendengar kabar adiknya harus pergi lebih dulu. Pihak keluarga awalnya hanya sebatas mengetahui ada kecelakaan maut di Sumedang melalui media sosial. Namun, Deni tidak menyangka bahwa bus yang terlibat kecelakaan adalah sang adik.
"Saya langsung konfirmasi ke adik saya tapi gak ada jawaban. Sekitar lima menit kemudian ada yang ngasih tahu kalau adik saya masuk jurang," kata Deni, Kamis (11/3/2021).
3. Keluarga harus ikhlas melepas Yudiawan
Menurutnya, sosok Yudiawan merupakan sosok ayah yang bertanggungjawab kepada keluarga. Kepribadiannya pun dikenal baik oleh keluarga maupun tetangganya.
"Gak percaya juga tadinya. Lama-lama di berita terus saya cari, tanya-tanya ke teman-temannya katanya belum ketemu. Baru kernet yang ketemu. Lalu jam 10 saya ke sana, jam 2 baru ketemu," tutur Deni.
4. Kecelakaan akibat rem blong
Sedikitnya, 29 orang meninggal dunia pada insiden kecelakaan itu. Kontur jalan yang menurun dan menikung pun turut menjadi sebab kecelakaan maut itu terjadi.
Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan, peristiwa ini besar kemungkinan terjadi karena rem blong bukan karena malfungsi kendaraan bus. Hal ini berdasarkan sejumlah fakta yang ditemukan di lapangan.
"Ini kesalahan prosedur gir netral dengan kecepatan tinggi. Exhaust brake rem tidak digunakan sopir. Ia hanya menggunakan rem kaki, dan itu risikonya tinggi banget," kata Wildan.