Bandung Utara Banjir, Lahan Kritis dan Drainase Buruk Penyebabnya

Hujan deras berdampak pada banjir dan longsor di Lembang

Bandung Barat, IDN Times - Hujan deras di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengakibatkan banjir dan longsor di sejumlah titik pada Jumat 21 Mei 2021 sore. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mencatat ada tiga titik banjir dan longsor di Kecamatan Lembang.

Tiga titik itu yakni berada di Desa Lembang yang merendam kawasan Pasar Panorama Lembang. Sementara banjir di kawasan Yayasan Karang Tumaritis di Desa Cikahuripan mengakibatkan gedung aula roboh dan longsor di dua titik di Desa Jayagiri.

Peristiwa bencana alam itu nyatanya semata-mata bukan hanya terjadi karena takdir tuhan. Terkikisnya daerah resapan air dan buruknya drainase menjadi sebab banjir tersebut terjadi.

1. Dampak dari perubahan tata guna lahan

Bandung Utara Banjir, Lahan Kritis dan Drainase Buruk PenyebabnyaIlustrasi lahan kritis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Direktur Eksekutif Walhi Jabar Meiky W. Paedong mengatakan, masifnya pembangunan dan alih fungsi lahan di KBU menjadi sebab utama bencana hidrometeorologi terjadi.

"Dari aspek lingkungan, banjir itu dampak dari perubahan tata guna lahan. Semakin banyak kawasan terbangun di KBU, semakin besar potensi bencana yang bisa terjadi," ujar Meiky, Sabtu (22/5/2021).

2. Pengelolaan drainase yang buruk jadi sebab banjir

Bandung Utara Banjir, Lahan Kritis dan Drainase Buruk PenyebabnyaBanjir di kawasan Pasar Panorama Lembang. (IDN Times/Bagus F)

KBU sendiri memiliki fungsi ekologi bagi masyarakat Bandung raya, khususnya wilayah yang berada di cekungan Bandung. KBU berperan sebagai penampung air dan mengurai pencemaran udara. Banyaknya bangunan atau beton yang berdiri, membuat resapan air di KBU semakin berkurang.

Pada kasus banjir di kawasan Pasar Panorama Lembang kemarin, terjadi lantaran wilayah tersebut tidak mampu menyerap air hujan. Hal itu diperburuk dengan mampetnya drainase akibat sampah.

"Logikanya saat hujan, air tidak sempat terserap tanah dan tumbuhan, tapi langsung limpas karena terhalang lapisan terbangun. Diperparah jaringan drainase yang buruk," kata Meiky.

3. Moratorium pembangunan adalah kunci dari ancaman bencana cekungan Bandung

Bandung Utara Banjir, Lahan Kritis dan Drainase Buruk PenyebabnyaANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Menurut data yang dihimpun Meiky, dari total 41.315,32 hektar luas KBU, sekira lebih dari 10.427,9 hektar sudah menjadi kawasan terbangun. "Ini menjadi potensi ancaman ekologi di KBU sendiri dan cekungan Bandung, karena laju volume air larian akan semakin besar juga," sebut Meiky.

"Menurut kami dan sudah sering disampaikan, perlu diberlakukan moratorium rekomendasi izin baru dari Gubernur di KBU. Sementara untuk Pemda terkait harus perketat implementasi pengawasan dan penegakan hukum secara konsisten. Segera lakukan pembenahan sistem drainase dan rencana induknya secara khusus di kawasan Lembang," papar Meiky.

4. Waspada cuaca ekstrem sepekan ke depan

Bandung Utara Banjir, Lahan Kritis dan Drainase Buruk PenyebabnyaKepala BPBD KBB, Duddy Prabowo. (IDN Times/Bagus F)

Kepala BPBD KBB Duddy Prabowo mengatakan, BPBD memastikan bencana hidrometeorologi yang terjadi di Lembang kemarin disebabkan karena buruknya pengelolaan drainase.

"Banjir terjadi akibat saluran drainase yang ada tidak berfungsi optimal, ditambah saluran yang tertutup oleh sampah," ungkap Duddy.

Kepada masyarakat Bandung Barat, Duddy mengimbau agar mewaspadai cuaca ekstrem yang akan melanda sepekan ke depan. Cuaca ekstrem tersebut berpotensi mengakibatkan banjir, banjir bandang, longsor dan angin puting beliung.

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya