Agen Sembako Ungkap Kronologi Bansos Ayam Busuk di KBB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Kasus bantuan pangan non tunai (BPNT) berisi ayam busuk tak layak konsumsi berbuntut panjang. Bansos sembako ayam busuk tersebut ditemukan di Desa Rajamandalakulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Minggu, 12 September 2021 lalu.
Agen pengadaan sembako tersebut menjadi sorotan lantaran berperan sebagai pihak penyedia sembako termasuk ayam potong dan telur yang dikeluhkan warga.
Diketahui, ayam potong dalam paket sembako disiapkan oleh agen sembako wilayah setempat. Agen tersebut dipercaya menyediakan enam item dalam satu paket sembako.
1. Agen sempat keberatan ayam potong tidak dalam kondisi beku
Enam item dalam paket sembako tersebut yakni 1 kilogramayam potong, 1 kilogram telur, 10 kilogram beras, tahu, kentang, dan buah pir senilai Rp200 ribu. Dari enam item tersebut, warga mengeluhkan ayam potong dan telur sudah tidak layak konsumsi. Tekstur ayam potong sudah berwarna kebiruan dengan aroma tak sedap dan sebagian telur mengandung belatung.
Pemilik Agen Sembako Fuji, Mumuh mengatakan pihaknya hanya sebatas perantara dalam pengadaan sembako. Dalam pengadaan barang, Mumuh mendapatkan item ayam potong tersebut dari suplayer Barokah Bersaudara.
"Kalau dari sayanya biasa seperti yang sudah berjalan, cuma memang saya nerima komoditinya dari suplayer memang ayamnya tidak di freezer atau tidak beku. Saya juga menanyakan kenapa ini ayam tidak di freezer," ujar Mumuh, Senin (12/9/2021).
2. Lama waktu distribusi jadi alasan sembako membusuk
Menurut Mumuh, titik awal timbulnya kasus bansos ayam busuk ini berawal dari pengadaan ayam potong tidak dalam keadaan buku. Ayam potong segar hanya dibungkus plastik kemudian didistribusikan.
Lamanya waktu pendistribusian menjadi masalah baru, ayam potong yang sudah siap sejak pagi baru bisa sampai ke warga pada sore hari. Menurut Mumuh, selama itu ayam mengalami pembusukan akibat terlalu lama dibungkus plastik.
"Sekitar jam 12 jam 1 ada bau. Sampai jam 15.00 WIB baru dibagikan ke KPM. Masalahnya karena tidak beku atau tidak di freezer gitu. Saya juga khawatir. Otomatis ketika dibawa dari agen ke lokasi KPM, otomatislah (membusuk)," papar Mumuh.
3. 70 KPM di enam RW terima bansos sembako serupa
Di Desa Rajamandala sendiri terdapat 26 RW yang menerima paket sembako BPNT. Sedikitnya ada 5 agen sembako yang dipercaya untuk memenuhi pengadaan barang bagi 516 KPM. 5 agen sembako ini dibagi berdasar pada zonasi tata wilayah RW. Mumuh menyebutkan, agen miliknya dipercaya menyediakan sembako untuk enam RW dengan jumlah 70 KPM.
"Saya menyediakan sembako untuk paket bansos dari RW 01 sampai RW 06 sama saya. Kemarin itu untuk 70 KPM," sebut Mumuh.
4. Dinsos endus intervensi pihak lain
Sebelumnya, Kepala Dinsos KBB Sri Dustirawati mengatakan, Dinsos sudah mulai menelusuri kasus bansos sembako ayam busuk di wilayah Cipatat. Dinsos sudah memintai keterangan terhadap agen terkait temuan daging busuk dan telur yang tak layak konsumsi tersebut.
"Pas kita tanya ke agennya, katanya ada tekanan dari pihak lain. Jadi, hak belinya itu (paket sembako) harus kesitu. Tapi saya gak tahu pasti yang dibelakang itu siapa, pokoknya harus ditindak tegas saja," kata Sri,
Baca Juga: Soal Bansos Ayam Busuk di KBB, Dinsos Sebut Ada Intervensi Pihak Lain
Baca Juga: Hengky Kurniawan Bakal Laporkan Temuan Bansos Ayam Busuk di KBB