Hari Jadi Ke-210, Kota Bandung Masih Dapat Kado Pahit di Tengah Wabah

Perayaan HJKB berbeda dengan tahun sebelumnya

Bandung, IDN Times - Pada Jumat (25/9/2020) Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, genap berumur 210 tahun. Dalam usia ini, Kota Kembang mengalami berbagai kendala salah satunya dalam penanganan wabah virus corona (COVID-19).

Masalah itu beraneka ragam, mulai dari pergantian status zona, hingga swab test masif di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membuktikan banyak pegawai terkonfirmasi positif COVID-19.

Alih-alih dirayakan secara meriah dengan berbagai rangkaian acara, Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) kali ini justru terasa berbeda. Bahkan, bisa dibilang menjadi pil pahit lantaran dilalui dengan fenomena bahwa reproduksi virus corona di Kota Bandung belum berhasil direm.

1. Kenaikan reproduksi virus corona meningkat

Hari Jadi Ke-210, Kota Bandung Masih Dapat Kado Pahit di Tengah Wabah

Wali Kota Bandung Oded M. Danial pada Kamis (24/9/2020) mengatakan bahwa reproduksi COVID-19 di Kota Bandung naik dari angka 0,81 menjadi 1,22. Meski menaik, ia mengklaim penanganan corona tetap terkendali.

"Kasus-kasus masih terkendali, namun kecenderungannya meningkat, ditandai dengan peningkatan angka reproduksi menjadi 1,22 per tanggal 23 September 2020," ujarnya.

Meski demikian, Oded mengaku, beberapa titik yang sudah direlaksasi tidak ditemukan klaster penyebaran virus corona. Beberapa sektor yang direlaksaai masih dalam kondisi terkendali.

"Kita tidak menemukan klaster baru di sektor-sektor yang direlaksasi. Hal itu karena kita terus menekankan agar protokol kesehatan dilaksanakan dengan sangat ketat," jelasnya.

2. Klaster keluarga sudah masuk Kota Bandung sejak beberapa hari lalu

Hari Jadi Ke-210, Kota Bandung Masih Dapat Kado Pahit di Tengah WabahBahaya Klaster Keluarga (IDN Times/Arief Rahmat)

Meskipun tidak ditemukan klaster baru dari beberapa sektor yang direlaksasi, klaster keluarga sudah masuk Kota Bandung. Hal tersebut dibuktikan dari adanya temuan ratusan keluarga di beberapa kelurahan dinyatakan positif berdasarkan hasil trasing dari anggota keluarga yang sudah terkonfirmasi positif.

Kepala Dinas Kesehatan Rita Verita mengatakan, ada temuan 299 orang yang dinyatakan positif berdasarkan hasil trasing, dari 109 kepala keluarga berdasarkan hasil swab test yang dilakukan mandiri oleh Pemkot Bandung.

"109 kepala keluarga itu misalnya dalam satu keluarga bapaknya atau ibunya positif lalu dilacak ada anaknya (positif). Dari 109 kepala keluarga itu ada 299 anggota keluarga yang positif," ujar Rita.

Rita menuturkan, kebanyakan dari klaster keluarga yang dinyatakan terpapar virus corona tidak hanya diakibatkan oleh satu orang, melainkan dua orang. Menurutnya, pengungkapkan klaster keluarga juga berasal dari hasil uji usap kepada 3.237 pegawai di lingkungan Pemkot Bandung.

Kemudian, Rita menjelaskan, sampai saat ini dari ratusan yang dinyatakan positif dari klaster keluarga sudah melakukan isolasi secara mandiri. Ada pula beberapa pasien yang diisolasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung.

"Hampir semua ada, per kelurahan pun ada, yang sembuh juga ada. Kondisinya baik tanpa gejala," ucapnya.

3. Selama pandemik, disabilitas belum merasakan kebijakan Pemerintah Kota Bandung

Hari Jadi Ke-210, Kota Bandung Masih Dapat Kado Pahit di Tengah WabahGoogle.co.is

Tak hanya itu, ada pula penanganan buruk yang dilakukan Pemkot Bandung selain tak bisa mengerem laju reproduksi virus corona. Ialah penanganan pemerintah terhadap masyarakat disabilitas. Ketua Ikatan Alumni Wyata Guna, Suhendar, mengatakan bahwa selama pandemik virus corona, perhatian pemerintah pada disabilitas Kota Bandung semakin berkurang.

Masyarakat disabilitas, kata Suhendar, saat ini masih kebingungan soal penerapan protokol kesehatan. Selain itu, jaringan keamanan selama pandemik virus corona pun menurutnya belum menyentuh kepentingan disabilias.

"Masalah protokol kesehatan untuk disabilitas belum maksimal, masih banyak teman disabilitas yang bingung ketika keluar asrama atau pun rumah," katanya.

4. Pengamat kebijkan publik sebut kepemimpinan Oded-Yana terlalu slow

Hari Jadi Ke-210, Kota Bandung Masih Dapat Kado Pahit di Tengah WabahProf. Dr. H. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., M.Si., M.H.

Pengamat Kebijaksan Publik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan menilai, selama dua tahun memimpin, Oded-Yana masih memiliki banyak persoalan.

"Artinya persoalan pokok Kota Bandung, apalagi soal pandemik, kemacetan, disparitas dan pengentasan kemiskinan di perkotaan termasuk pendidikan itu harus diakseleratif," ujar Cecep saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Selain akselesi, Cecep mengatakan, kepentingan publik harus semakin menjadi pertimbangan utama Oded-Yana dalam membuat kebijakan baru. Mengingat Bandung sebagai Ibu Kota dari Provinsi Jawa Barat, Cecep berpesan bahwa pembangunan ala Oded-Yana harus dapat dirasakan oleh semua golongan masyarakat.

"Pak Oded jangan slow, harus gereget, karena ini daerah ikonik: Kota Bandung. Dengan begitu, pembangunan di Kota Bandung bisa dirasakan oleh semua kalangan," kata dia.

Baca Juga: Banyak Kasus OTG COVID-19, Oded Minta Warga Waspada Klaster Keluarga

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya