Bey Minta Warga Tidak Termakan Hoax Sumber Gempa Sumedang

Sumber gempa masih diteliti BMKG

Bandung, IDN Times - Pejabat Gubernur Jawa Barat meminta masyarakat tidak termakan berita bohong soal sumber gempa beruntun yang mengakibatkan kerusakan ratusan rumah dan warga luka-luka di Sumedang, Minggu (31/12/2023).

Menurutnya, masyarakat harus mengetahui sumber pasti mengenai penyebab gempa yang terjadi di Sumedang. Adapun saat ini sumber gempa di Sumedang masih dalam penelitian oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Jadi tentang sesar itu mohon teman media jelas mengutip dari BMKG. Hati-hati, kami mohon teman-teman untuk membatu menjelaskannya. Banyak beredar hoaks," kata Bey usai meninjau kondisi warga terdampak di Sumedang, Senin (1/1/2023).

1. BMKG pastikan sumber gempa dari sesar lokal

Bey Minta Warga Tidak Termakan Hoax Sumber Gempa Sumedangilustrasi gempa (IDN Times/Esti Suryani)

Di tempat yang sama, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu sendiri memastikan, sumber gempa beruntun di Kabupaten Sumedang disebabkan oleh adanya gerakan dari sesar lokal. Namun belum dipastikan sesar lokal yang dimaksud di wilayah mana.

"Untuk sementara ini kami belum bisa mengidentifikasi secara jelas ini (gempa) dari aktivitas sesar yang mana, namun bisa kami sampaikan ini dari aktivitas sesar lokal yang aktif," ujar Teguh. 

2. BMKG belum bisa pastikan sumber gempa dari Sesar Tanjung Sari

Bey Minta Warga Tidak Termakan Hoax Sumber Gempa SumedangIlustrasi Gempa (IDN Times/Aditya Pratama)

Saat disinggung soal sesar berasal dari Tanjung Sari, Teguh belum bisa memberikan jawaban secara pasti. Dia mengatakan akan melakukan penelitian lebih mendalam mengenai sumber gempa bumi ini.

"Perlu kajian ulang. Mudah-mudahan kita di lapangan bisa secepatnya mengambil data. Jadi bisa mengidentifikasi sesar apa," katanya.

3. PVMBG Badan Geologi duga gempa terjadi karena pergerakan Sesar Cileunyi–Tanjungsari

Bey Minta Warga Tidak Termakan Hoax Sumber Gempa SumedangIlustrasi Gempa. (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara, Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan mengatakan, berdasarkan data Badan Geologi (BG) daerah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C). Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api (breksi gunung api, lava, tuff) dan endapan danau.

Sebagian batuan rombakan gunung api tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

"Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombajan gunung api yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi," kata Hendra melalui siaran pers, Minggu (31/12/2023).

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan terjadi akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi–Tanjungsari. Menurut data BG Sesar Cileunyi–Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat.

BG mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

"Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo 2,7 pada kedalaman 16 km," kata Hendra.

Baca Juga: PVMBG Usul Pemkab Bogor dan Sukabumi Revisi Tata Ruang Kebencanaan

Baca Juga: PVMBG Imbau Warga Tak Daki Tujuh Gunung Api di Jabar saat Musim Hujan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya