Lama Tak Direnovasi, Atap di 2 Ruang Kelas MTs 7 Majalengka Ambruk
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Majalengka, IDN Times - Atap ruang uji laboratorium IPA MTs Negeri Jatitujuh yang berlokasi di Desa Jatitujuh Kecamatan Jatitujuh ambruk sekitar pukul 15.45WIB, Minggu(8/12). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Ambruknya atap bangunan kelas itu diduga akibat sudah tuanya usia sekolah yang belum tersentuh renovasi.
"Kejadiannya kemarin, jam empat kurang seperempat. Mungkin karena kondisi bangunan yang sudah cukup lama, (dibangun) sekitar 2003, belum pernah kena renovasi. Yang kena (runtuh), ruang Lab IPA," kata Kepala MTs Negeri 7 Majalengka Dadang, Senin(9/12).
1. Atap ruang kelas ambruk diduga kondisi bangunan sudah tua
Peristiwa ini diduga akibat lapuknya kondisi atap ruangan tersebut. Wakil Kepala Bidang Humas, Badul Azis Yayat mengatakan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Sebab, saat kejadian tidak ada kegiatan belajar karena peristiwa ini terjadi di saat libur sekolah.
Badul mengatakan, sebelum kejadian, pihak sekolah telah mengajukan renovasi di ruangan tersebut. Karena, melihat kondisi bangunan yang memang sudah tua.
"Tetapi mungkin karena banyak kegiatan atau prioritas lain sehingga sampai kejadian ini belum ada tindakan," katanya, Senin (9/12).
Pihaknya mengaku sudah mengantisipasi sejak bulan lalu dengan melakukan pemagaran agar jangan sampai peserta didik beraktivitas di ruang laboratorium ini.
"Karena khawatir kondisinya sudah lapuk dan memprihatinkan. Jadi kami pagar. Saat kejadian berlangsung, tidak ada hujan maupun angin," terangnya.
2. Rencananya hari ini dipakai UAS
Dia menyebutkan, peristiwa ini tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebab, pihak sekolah sudah mengantisipasi dengan melakukan penjagaan di ruang kelas tersebut.
"Kebetulan hari ini akan UAS. Tapi sudah tidak dihuni sejak beberapa tahun terakhir. Kerugian ditaksir sekitar Rp 70 juta. Peristiwa itu diharapkan ada hikmah dan kementerian terkait segera menindaklanjutinya," pungkasnya.
3. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut
Kapolsek Jatitujuh, AKP Asep Supriyadi, didampingi Kasi Humas, Aiptu Yuli Purnomo menambahkan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka pada peristiwa tersebut.
"Diduga akibat ambruk karena kondisi bangunan yang sudah tua. Sehingga sudah tidak kuat lagi untuk menyangga atau menopang beban genting atau atap bangunan tersebut," tandasnya.
Menurut Kapolsek, ketika atap bangunan itu ambruk, tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sehingga tidak ada korban jiwa maupun luka-luka pada peritistiwa tersebut.
"Ada dua lokal yang ambruk. Yakni, tempat praktek Lab IPA dan ruang Kepala Lab," ungkap AKP Asep Supriyadi.
Kapolsek menjelaskan, diduga akibat ambruk dua lokal tersebut, karena kondisi bangunan yang sudah tua.
"Kami menduga Dua lokal yang atapnya ambruk ini, akibat sudah lapuk dimakan usia. Sehingga sudah tidak kuat lagi untuk menyangga atau menopang beban genting atau atap bangunan tersebut," jelasnya.
4. UNBK Tahun Depan Terancam Terganggu
Kepala MTs N 7 Majalengka Dadang mengatakan, kondisi bangunan yang sudah lapuk disinyalir jadi pemicu dari ambruknya atap bangunan itu.
"Kejadiannya kemarin, jam empat kurang seperempat. Mungkin karena kondisi bangunan yang sudah cukup lama, (dibangun) sekitar 2003, belum pernah kena renovasi. Yang kena (runtuh), ruang Lab IPA," kata Dadang.
Beruntung, ambruknya atap Laboratorium IPA itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Begitu juga dengan perlengkapan Laboratorium IPA, karena sudah dievakuasi sebelum terjadi musibah itu. "Sudah beberapa bulan ditinggalkan karena udah keliatan (agak rapuh). Barang-barang juga (selamat), karena sudah dipindahkan semua," jelas dia.
Terkait dampak ambruknya atap tersebut, dia mengatakan kemungkinan persiapan untuk UNBK tahun depan terganggu. "Karena udah Ujian Berbasis Komputer kan. Ini tempat yang saya harapkan dipake (UNBK) tadinya, tapi kondisi seperti ini ya mungkin kami berpindah ke tempat belajar lainnya," ujarnya.
Ruang laboratorium bukan satu-satunya bangunan di sekolah itu yang kondisinya sudah mengkhawatirkan. Sejumlah ruangan kelas, jelas Dadang, saat ini keadaannya sama persis.
"Sekitar enam ruang kelas, kayu-kayunya sama seperti ini, karena pembuatannya sama. Untuk kegaitan belajar ya terpaksa dipake. Karena nggak ada lagi. Sudah melaporkan ke pimpinan," jelas dia.