ASMTB: Profesi Sekretaris Tak Dapat Digantikan Peran AI
Tetap siapkan tenaga sekretaris profesional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kemajuan teknologi merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan telah banyak membantu dalam memudahkan pekerjaan sehari-hari. Namun, teknologi juga dapat mengancam lapangan pekerjaan yang selama ini ada di masyarakat.
Menurut World Economic Forum (2023), teknologi kecerdasan buatan (AI) akan memengaruhi 83 juta lapangan pekerjaan dalam waktu lima tahun ke depan, salah satunya profesi sekretaris.
Namun, AKademi Sekretaris Manajemen Taruna Bakti (ASMTB) optimistis, peran profesional sekretaris tidak dapat digantikan oleh teknologi kecerdasan buatan (AI). Karena itu, ASMTB akan tetap menciptakan sumber daya manusia (SDM) sekretaris profesional untuk menentukan keberhasilan perusahaan.
Direktur Akademi Sekretari Manajemen Taruna Bakti (ASMTB), Dr. Chandra Hendriyani, M.Si., CHCM mengungkapkan, pada faktanya berdasarkan analisa pada lapangan kerja yang sesungguhnya terutama di Indonesia, peran sekretaris di era modern ini lebih besar dari sebelumnya dan sekretaris sangat menentukan keberhasilan perusahaan dimana peran strategis sekretaris yang dituntut untuk lebih dominan dalam pekerjaannya.
"Tugas sekretaris diantaranya dalam mendampingi pimpinan dalam melaksanakan tugasnya dan membangun komunikasi secara internal maupun eksternal dengan relasi tidak akan tergantikan oleh kecanggihan teknologi yang dikenal dengan teknologi kecerdasan buatan (AI)," kata dia.
1. Tenaga profesional sekretaris akan tetap eksis
Dia menjelaskan, profesi sekretaris akan tetap eksis dan dibutuhkan pada setiap institusi/lembaga/perusahaan sehingga tidak mudah tergantikan oleh AI. Ada tiga hal sekretaris tak bisa tergantikan oleh teknologi kecerdasan buatan.
Pertama, sekretaris Profesional Memiliki Kemampuan Kognitif Luar Biasa. Kemampuan kognitif yang tidak dimiliki oleh AI seperti Verbal Reasoning (kemampuan menganalisa & menyelesaikan masalah dengan kata/kalimat secara tertulis dan lisan).
"Logical Reasoning (kemampuan menganalisa & menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan urutan yang logis dan hubungan antara ide atau pernyataan), dan Perceptual Speed (kemampuan mengidentifikasi & memproses informasi secara cepat dan akurat, khususnya dalam situasi yang memerlukan pengambilan keputusan atau tindakan cepat)," ujar dia.