Perlu Penguatan Budaya Tari Tradisional di Tingkat Sekolah
Guru punya peran penting dalam mempertahankan budaya tari
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Minat anak muda untuk menekuni seni tari tradisional kian menurun. Modernisasi membawa banyak dampak termasuk tari-tari modern yang dianggap lebih menyenangkan.
Hal ini disampaikan Ini Arini selaku Dosen Institut Seni Bandung Indonesia (ISBI). Dia tidak menampik bahwa anak muda sekarang khususnya mereka yang duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah menengah atas (SMA) tidak banyak yang mendalami tari-tarian tradisional. Meski ada ekstakulikuler menari, tapi mereka hanya alakadarnya saja.
"Mereka (siswa) memang antusias dengan ikut belajar menari. Tapi, tari modern sekarang lebih diminati anak muda ketimbang tari tradisional," ungkap Ine saat dihubungi IDN Times, Jumat (26/4/2024).
1. Guru tari harus bisa menekankan penguatan tradisi dalam tari tradisional
Ine menyebut, tekad seorang murid untuk menekuni sesuatu termasuk tarian tradisional tidak terlepas dari guru yang mengajar. Di sekolah, para guru pendidik tidak banyak yang mengerti secara mendalam apa itu tari tradisional dan bagaimana membuat siswanya bisa tertarik mempelajari tarian dan sejarah dalam tari tersebut.
Alhasil siswa hanya sekedar menari tanpa mengerti latar belakang bagaiman tarian tersebut bisa muncul. Padahal informasi seperti itu sangat penting karena bisa membuat seorang penari merasakan magis dalam sebuah tarian.
"Jadi sebelum tariannya dikuasai, kita juga harus tahu tradisi dari tarian ini. Itu bisa membuat seorang penari menjiawi tariannya. Nah ini yang sulit diajarkan kepada para murid di sekolah," ungkap Ine.