IAI Dorong Arsitek Lokal Mampu Bersaing dengan Miliki Setifikat STRA
Kualitas arsitek dalam negeri tak kalah saing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mendapat data bawah pembangunan bangunan mega proyek yang ada di dalam negeri mayoritas diambil prosinya oleh arsitek asing. Padahal semestinya arsitek lokal harus mendapat porsi lebih banyak karena akan berdampak pula pada perbaikan ekonomi dalam negeri.
Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Ar. Georgius Budi Yulianto tak menampik jika selama ini arsitek Indonesia hanya jadi makloon dari arsitek asing.
"Hal ini banyak terjadi di proyek swasta (dimana) arsitek asing selama ini banyak mengambil porsi di bangunan mega proyek seperti apartemen, dan bangunan pencakar langit lainnya," kata Georgius atau yang lebih akrab disapa Bugar melalui siara pers, Selasa (20/2/2024).
1. Arsitek lokal banyak yang rancangannya mumpuni
Arsitek Indonesia, lanjut Bugar, sebenarnya juga mampu untuk merancang bangunan seperti yang dihasilkan oleh arsitek asing. Namun, hal tersebut kurang terinformasikan dengan baik kepada masyarakat kita.
"Tugas kita sekarang adalah mendorong teman-teman arsitek untuk memiliki surat tanda regulasi arsitek (STRA) agar bisa lebih kompetitif," tegas Bugar.
Bugar menjelaskan, sampai hari ini pemilik STRA di Indonesia baru sekitar 4.400-an. STRA ini dikeluarkan oleh Dewan Arsitek Indonesia (DAI) dengan jumlah rasio 1:80.000 orang. Sedangkan di Tiongkok angkanya sudah lebih banyak dengan rasio sekitar 1:15.000.